ARTI LI 禮DAN PERKEMBANGANNYA
Berdasarkan etimologisnya, kata li 禮 berasal dari dua aksara yaitu shi 示 berarti dewata atau leluhur dan li 豊 adalah alat untuk ritual, yang bermakna upacara untuk para dewata dan leluhur. Pada masa dinasti Xia dan Shang , arti kata li adalah ritual dan persembahan, selain itu adalah suatu sistem kelas masyarakat, sejak pada masa dinasti Zhou , makna li diperluas menjadi suatu etiket dan tatanan masyarakat. Arti kata li bisa berarti sopan santun, etika, tata krama, ritual. Jadi untuk memahami konteksnya maka harus membaca keseluruhan teksnya, sehingga bisa memahami dalam konteks apa kata li itu dituliskan. Secara umum kata li sering dipadankan dengan kata-kata lain, dan yang berkaitan dengan etika dan norma ada tiga yaitu liyi禮儀 ,limao禮貌 , lizhi禮制 .
Liyi berarti tatakrama menghormati mereka yang pantas dan wajib dihormati, misalnya saat pelajaran, semua siswa wajib berdiri dan membungkuk memberi hormat kepada guru dan guru akan membalas penghormatan itu dengan membungkuk balik, atau juga memberikan penghormatan kepada leluhur dan orangtua yang berjasa membesarkan kita, menghormati mereka yang berjasa dalam masyarakat baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal dunia, menghormati pimpinan dan sebagainya. Limao adalah sopan santun dan tatakrama dalam pergaulan, misalnya menyapa orang lain, mengetuk pintu jika ingin masuk ruangan dan sebagainya.
Lizhi adalah suatu sistem hubungan sosial masyarakat, misalnya hubungan suami istri, ayah anak, kaka adik dan sebagainya. Ketiga hal tersebut adalah suatu hal yang umum dalam sosial masyarakat, dimana beda kebudayaan dan lingkungan tentunya beda pula sistemnya tapi ujungnya adalah norma-norma masyarakat.
Dinasti Zhou meletakkan tatanan etika dan mempengaruhi perkembangan etika Ruism nantinya. Tokoh-tokoh peletak etika pada masa dinasti Zhou antara lain adalah Guan Zhong管仲 ( 716-645 BCE ), Zhou Wen Wang �`�文王 dan Zhou Gong �`�公 . Dari dinasti Zhou inilah pengertian kata li berubah menjadi suatu hubungan yang bersifat mengatur komponen masyarakat, terutama antara bawahan dengan atasan, tepatnya mengatur suatu tatanan masyarakat yang bersifat feodalistik dan terkait dalam banyak bidang seperti musik, ekonomi, sistem kekeluargaan.
Jadi kata etika atau li disini bisa berperan dalam menata negara, karena itu sering disebut liyi zhi bang 禮儀之邦 yang bisa diartikan sebagai state of ceremonies, tapi pengertiannya tidak sesederhana itu. Li 禮adalah adalah idea atau dalam bentuk abstrak dan yi 儀adalah dalam bentuk nyata, yi disini dalam bentuk upacara, ritual dan sistem yang diterapkan, dimana tujuannya adalah memperkukuh pemerintahan dinasti Zhou dengan suatu sistem kemasyarakatan yang dibentuk berdasarkan hirarki. Sistem seperti ini tidak akan bisa dilenyapkan begitu saja bahkan dalam dunia modern sistem hirarki tetap ada, terutama dalam dunia militer. Sistem hirarki feodalism diperlukan dan diterapkan pada banyak kebudayaan, terutama disebabkan keterbatasan teknologi komunikasi dan besaran luas wilayahnya. Dianzhang zhi du 典章制度 atau aturan-aturan yang menata masyarakat. Qian Hang 錢杭 menuliskan : “Pengertian luas Li, bisa dilihat pada kata dianzhang zhidu 典章制度 yang memiliki pengertian suatu etika berkaitan pada suatu jaman, seperti misalnya etika Xia 夏禮 dan etika Yin 殷禮yang berarti etika pada masa dinasti Xia dan etika Yin . Etika Zhou adalah etika pada masa dinasti Zhou yang berkaitan pada sistem pemerintahan, ekonomi dan tatanan masyarakat.”
Pada umumnya saat hendak membahas etika Tiongkok, umumnya akan mengkaitkan dengan tiga kitab klasik dan dapat dikatakan tiga kitab klasik itu yang menjadi dasar perkembangan etika Tiongkok. Adapun kitab-kitab itu disebut kitab etika li dian 禮典dan sering disebut Tiga Li 三禮, yaitu Zhou Li �`�禮 , Yi Li 儀禮 dan Li Ji 禮記 . Qian Hang menuliskan arah isi dan titik fokus utama dari masing-masing kitab, kitab Zhou Li adalah kitab yang menuliskan tentang sistem pemerintahan, Li Yi menitikberatkan pada norma-norma dan Li Ji pada penjelasan tentang Li atau etika dan tatacara etika.
Dalam sejarah perkembangannya kemudian, li ini sering disepadankan dengan daode �”德 yang secara harafiah diartikan adalah budi pekerti atau moralitas yang akan membawa manusia menjadi junzi君子 atau manusia seutuhnya yang memiliki makna dan tujuan hidup, memiliki kebajikan yang bersifat mondial. Penulis akhirnya menyadari pengertian daode tidak sesederhana apa yang dibayangkan. Arti kata dao �” adalah menapaki jalan dengan mantap, bukan berarti “jalan” seperti yang pada umumnya diartikan . Sedangkan arti kata de 德 adalah kebajikan atau virtue dalam bahasa Inggris. Jadi disini arti kata daode bisa diartikan menjalankan kebajikan secara mantap. Daode sendiri juga sering diartikan adalah etika, dimana etika itu adalah untuk membentuk karakter pribadi dan dalam memilih atau menentukan apa yang baik dan buruk untuk dilakukan atau dijalankan.
Ketika membahas etika Tiongkok seringkali disebut Kong Zi, sebenarnya tokoh-tokoh filsafat lainnya seperti Xun Zi 荀子 , Guan Zi 管子 , Zhou Gong �`�公, Mo Zi 墨子 dan lain-lain juga membahas etika. Etika Ruism meluas karena pada masa dinasti Han漢朝 ( 202 BCE-220 CE), tepatnya pada masa pemerintahan kaisar Han Wudi 漢武帝 ( 156-87 BCE ), atas prakarsa Dong Zhongshu�`�仲�’ ( 179-104 BCE ) filsafat Ruism digunakan sebagai filsafat negara yang akhirnya filsafat Ruism meluas di masyarakat Tionghoa. Akhirnya li dari Ruism ini akan menjadi salah satu faktor pembentukan dalam pilar-pilar budaya Tionghoa.