ABSTRACT
There are many Chinese temples built in Jakarta since 17th century. Beside its main function as religious place for hua religion (Chinese people religions – a mix between Buddhist, Tao, and Confucian teachings), temples have many other functions. This research will discuss several sites evidences around Jakarta’s Chinese temples which have social and cultural functions. This is qualitative research that use observation methods of the site plans and analysing primary and secondary historical data that backing up all evidences to prove that Chinese temples in Jakarta plays important part in social and community activities, either exclusively between Chinese community, or inclusive – embracing all diverse elements in local communities around the site. It is cross disciplinary research between archaeology and architecture disciplines. The result can help Chinese Indonesian community to see opportunity in using Chinese Temples for social and cultural gathering, meet-ups, and ceremonies like their ancestors did in previous centuries. This also will provide alternative solutions for the lack of communal spaces in DKI Jakarta.
UANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN FILSAFAT TIONGHOA (BAGIAN PERTAMA )
Uang dalam perspektif budaya dan filsafat Tionghoa[1]
Pendahuluan
Uang sebagai alat tukar lahir karena adanya komoditas hasil produksi yang mana hasil produksi itu tidak dikonsumsi oleh produsen tapi oleh orang lain[3]. Dengan demikian maka fungsi uang awalnya sebagai alat tukar yang memudahkan transaksi ekonomi sudah dikenal dalam berbagai peradaban termasuk peradaban Tiongkok. Alat tukar pertama yang digunakan oleh bangsa Tionghoa adalah kerang laut dan berkembang menjadi uang kertas yang digunakan secara resmi oleh kerajaan Song Utara (960-1127 CE). Sejak Jizi ( ± 1100 BCE) membahas apa yang dimaksud ekonomi, hampir setiap abad ada filsuf maupun pejabat pemerintahan yang membahas ekonomi termasuk peranan uang dalam ekonomi. Ekonomi dan uang tidak hanya menjadi sebagai sarana perdagangan saja tapi juga adalah sarana keadilan maupun sarana kekuasaan.
MENGINTERPRETASIKAN DENGAN REKAN-REKAN DAODE JING BAB 2
天下皆知美之為美,斯惡已。皆知善之為善,斯不善已。故有無相生,難易相成,長短相較,高下相傾,音聲相和,前後相隨。是以聖人處無為之事,行不言之教;萬物作焉而不辭,生而不有。為而不恃,功成而弗居。夫唯弗居,是以不去。 Tiānxià jiē zhī měi zhī wèi měi, sī è yǐ. Jiē zhī shànzhī wéi shàn, sī bùshàn yǐ. Gù yǒu wū xiāngshēng, nányì xiāng chéng, chángduǎn xiāng jiào, gāo xià xiāng qīng, yīn shēng xiāng hé, qiánhòu xiāng suí. Shì yǐ shèngrén chù wúwéi zhī shì, xíng bù yán zhī jiào; wànwù zuò yān…
LIST BUKU BUKU YANG DITERBITKAN DAN ATAU KERJASAMA DENGAN GRUP BUDAYA TIONGHOA
Ketersedian setiap buku di list ini berbeda-beda dan mungkin ada yang out of stok. Anda dapat mencoba dengan mencarinya di toko-toko online juga.
DAODE JING BAB 1, AWAL DAN MULAINYA PENAMAAN (DAN PEMAKNAAN KAMI)
道可道,非常道。名可名,非常名。無名天地之始;有名萬物之母。故常無欲,以觀其妙;常有欲,以觀其徼。此兩者,同出而異名,同謂之玄。玄之又玄,衆妙之門。Dào kě dào, fēicháng dào. Míng kě míng, fēicháng míng. Wúmíng tiāndì zhī shǐ; yǒumíng wànwù zhī mǔ. Gùcháng wúyù, yǐ guān qí miào; cháng yǒu yù, yǐ guān qí jiǎo. Cǐ liǎng zhě, tóng chū ér yìmíng, tóng wèi zhī xuán. Xuánzhīyòuxuán, zhòng miào zhī mén. DT Suzuki menggambarkan dengan baik perbedaan filsuf barat…