Budaya-Tionghoa.Net | Pabila sudah jam 17.00 di banyak jalan – tempat – terminal dan bagian-bagian yang diperkenankan orang berjualan – berjaja – makanan yang lezat-lezat, Jakarta sudah mulai sibuk dengan menggelar dan siap menyajikan makanan. Di Jakarta mau makan apa saja, selalu ada dan tersedia. Asal tahu dan pandai mencari tempatnya di mana – maka makanan apa saja akan dapat ditemui. Sekarang lebih gampang kalau mau tahu, makanan sejenis ini itu, pabila kita tidak tahu, tanyakan saja kepada milis “jalan-sutra”,- maka kita akan mendapatkan jawaban yang lebih dari sekedarnya. Tapi jangan tanya kepada saya, sebab saya anggota baru dan lagi tidak berdiam dan berdomisili di Jakarta dan Indonesia. Kalau makana yang di Paris, mungkin saya akan lebih tahu daripada di Jakarta. Dan oleh sebab itulah, saya dengan sangat senang bergabung dengan teman-teman di “jalan-sutra”.
Author: Zhonghua Wenhua
Surat Dari Jakarta [10] – Rumah Yang Indah
Budaya-Tionghoa.Net | Beberapa tahun yang lalu, pabila mau melihat dan mau tahu di mana rumah-rumah dan perumahan yang indah-indah dan bagus-bagus di Jakarta, orang akan menunjuk ke Pondok Indah dan Cinere. Tetapi sekarang ini saingannya sudah begitu banyak. Sudah ada Pantai Mutiara yang melebihi dua nama itu. Dan nama Cibubur pelan-pelan melambung tinggi – melesat jauh melangit. Kota Pesona Wisata Dunia itu dari sehari ke sehari membangun perumahan mewah. Rata-rata perumahan di sana berlantai ganda – halamannya luas dan,- nah inidia – agaknya seperti tersembunyi. Tak mau banyak diketahui orang – agak malu-malu dan bagaikan setengah tertutup buat sementara. Dan suasana alam kehutanannya masih lebat – banyak pohon-pohon lama – besar dan tinggi-tinggi. Pusat perbelanjaan dari sehari ke sehari selalu bertambah dan selalu meriah. Orang-orang Jakarta kota dan Jakarta pinggiran, banyak yang berbelanja dan makan-makan di sana – di kota wisata CIBUBUR.
Surat Dari Jakarta [1]
Walau siang terang
di luar – tutup semua jendela
agar di dalam jadi gelap malam
dan pesawat menembus malam dalam malam
sudah itu kami tak tahu
apakah kami ada di malam
atau ada di siang.
Kualalumpur membukakan jendela kecil
dan siang telah mengusir malam
Jakarta hanya sepelemparan batu
kalau rindu telah mengharu-biru
terasa begitru jauh bagaikan ribuan batu
dan kamu In, di mana kamu menunggu?
di jembatan lengkung?
atau di bawah jembatan Ancol?
ketika aku berdua dengan Deasy itu
mengajar anak-anak miskin
anak-anak jalanan dan pemulung
anak-anak pelacur dan preman?
maupun di luaran
mari sayang, kita cukup bersahabat
tanpa cinta – tapi penuh keakraban,-
Budaya-Tionghoa.Net | Ada kebiasaan yang baik di kalangan anggota milis jalansutra, yang saya salah seorang anggotanya. Pabila seseorang pulang dari perantauan dan datang ke Indonesia – Jakarta, akan selalu dijamu makan bersama. Dan ketika hari itu ada beberapa orang datang dari Singapura danseorang dari Paris – saya,- yang diundang makan bersama. Deasy seorang aktivis dari milis jalan sutra menilpun saya apakah saya sempat menghadiri perjamuan itu. Saya jawab, bisa dan siap. Kata Deasy, dia siap menjemput di Cibubur atau di suatu tempat. Saya tidak mengenal seorangpun anggota milis jalansutra. Dan nanti di Gedung BNI lantai 46 itu, kami akan saling bertemu, sejumlah 18 orang. Perkara Gedung BNI 46 itu, ada sedikit salah tafsir pada diri saya. Saya kira karena BNI itu didirikan pada tahun46 – lalu dinamakan BNI 46. Ternyata di BNI 46 itu ada di lantai 46,- jadi serba kebetulan, BNI 46 di lantai 46, lantai tertinggi.
DEPORTASI SIDNEY JONES -Serangan Terhadap Transparansi di Indonesia.
Budaya-Tionghoa.Net| Sidney Jones, Direktur Proyek Asteng dari ICG, International Crisis Group, suatu organisasi HAM, yang sudah kurang lebih 30 tahun lamanya berkomunikasi dan berkecimpung dengan Indonesia, melakukan studi dan riset, memonitor dan banyak menulis mengeani masalah pelaksanaan dan pelanggaran HAM di Indonesia, — dan rekannya orang Australia, Francesca, menerima pemberitahuan dari Imigrasi Indonesia, pada tanggal 1 Juni 2004 y.l., bahwa mereka diperintahkan oleh Jawatan Imigrasi untuk segera meninggalkan Indonesia.
Soal Makanan dan Kesehatan
Budaya-Tionghoa.Net | Kata peribahasa Tiongkok, pabila mau berumur panjang, makanlah kalau benar-benar sudah merasa lapar, dan berhentilah sebelum merasa kenyang,- Yang bagian kedua ini, rasanya saya belum bisa! Yang bagian pertama okey-okey saja. Bayangkan sedang masih ligat dan mau-maunya, sudah harus berhenti! Karenanya barang- kali saya tidak termasuk daftar orang-orang berumur panjang hanya lantaran makanan enak!