Budaya-Tionghoa.Net | Bagaimana jika dikau lahir dan besar dalam lingkungan di mana bahasa ibumu, nama, dan budayamu tak boleh dipakai? Meski engkau sudah berbahasa sama, bernama serupa, tapi kulit dan bentuk matamu tetap beda, dan engkau tak sepenuhnya diterima. Di saat-saat tertentu bahkan engkau harus menjadi domba qurban. Engkau dibesarkan dalam suasana tanpa hubungan dengan semua simbol-simbol yang sangat berarti bagi etnismu, kecuali film-film manca saja yang bisa menjadi obat dahaga?
Author: Huang Dada
Tionghoa dalam Dinamika Sejarah Indonesia Modern: Refleksi Seorang Sejarawan Peranakan
“. . .Indonesia, the largest country in the world with a Chinese problem”[1]
Pendahuluan: Love and Hate Relations
Pertama-tama saya mohon maaf, karena tidak banyak waktu untuk melakukan persiapan penulisan makalah ini. Waktu penelitian kepustakaan di Belanda yang hanya dua bulan sama sekali tidak menyisakan banyak waktu untuk hal-hal lainnya. Jadi kebanyakan bahan yang disajikan disini adalah yang masih terekam dalam benak saya, sehingga pemaparannya jauh dari lengkap dan bersifat fragmentaris. Walaupun judul ceramah ini sangat luas, namun saya akan membatasi diri pada peran atau kontribusi Tionghoa dan juga hubungan Tionghoa dengan pribumi. Saya akan mengajak Bapak Ibu serta hadirin sekalian secara sersan—serius tapi santai—untuk berkelana sejenak ke masa lampau.
Beri Jalan Orang Cina
Budaya-Tionghoa.Net | Jadi orang Cina di negeri ini, di masa ini pula, memang serba salah. Walaupun sudah ganti nama, masih juga ditanyakan ‘nama asli’nya kalau mendaftarkan anak ke sekolah atau jika membuat paspor. Mungkin, karena memang nama yang digunakan terasa tidak pas bagi orang lain, seperti nama Nagaria. Biasanya naga menggambarkan kemarahan dan keganasan. Apakah si naga yang riang gembira ini tertawa-tawa? Hartadinata, terasa lucu, karena tidak klop antara kekayaan dan keanggunan jabatan, antara harta dan nata.
Shang Fang Bao Jian : Pedang Pusaka Kekaisaran
Budaya-Tionghoa.Net | Kalau ada yang suka membaca cerita silat, terutama dari pengarang asli Tiongkok sana, tentu banyak sekali nama2 pedang pusaka yang berseliweran, namun pedang pusaka resmi kekaisaran dalam sejarahnya hanya tunggal, yaitu yang namanya Shang Fang Bao Jian (Hokkian : Siong Hong Po Kiam). Shang Fang Bao Jian ini kalau tidak salah pernah muncul beberapa kali dalam beberapa karya novel silat yang terkenal dari Jin Yong misalnya “The Swords Stained with Royal Bloods” dan banyak film2 mandarin klasik.
Kenapa Kebanyakan Nama Orang Chinese Terdiri Dari Tiga Kata
Budaya-Tionghoa.Net | Kenapa kebanyakan nama orang chinese terdiri tiga kata? Nama Tionghoa terdiri dari sne (marga) dan mia (nama). Sebagian besar sne orang Tionghoa terdiri dari 1 huruf. Ada beberapa sne yang terdiri dari 2 huruf. Mia bisa terdiri dari 1 atau 2 huruf. Di Indonesia (Asia Tenggara) umumnya orang menggunakan 2 huruf untuk mia. Karena itu, kita lebih sering melihat nama Tionghoa yang terdiri dari 3 huruf (1 sne dan 2 mia). Misalnya: Kwik Kian Gie (郭建義), Siauw Giok Tjhan (萧玉燦). Untuk Sne dengan 2 huruf, jika menggunakan nama 2 huruf maka total hurufnya menjadi 4 huruf. Misalnya: Auwjong Peng Koen (歐陽炳昆).