Budaya Tionghoa

Forum Budaya & Sejarah Tionghoa

Menu
  • HOME
  • FB GRUP
  • FB PAGE
  • MAILING-LIST
  • Photo
  • Esai & Opini
Menu

Category: Seni Arsitektur

Istilah Kelenteng dalam bahasa Indonesia

Posted on July 10, 2018 by Ardian Cangianto

Istilah Kelenteng dalam bahasa Indonesia

 

 

Ardian Cangianto 

 

 

 

           

Pendahuluan

Bahasa merupakan bagian dari budaya. Bahasa Indonesia terutama bahasa-bahasa daerahnya memiliki kekhasannya yang unik dalam memberikan penamaan terhadap benda-benda atau warna. Contoh kategorisasi warna : kuning langsat; merah jambu; kuning gading; merah darah. Sedangkan “bunyi” ( onomatope ) juga sering digunakan untuk menunjukkan benda. Contohnya : kentongan; gong; mie tek-tek; meong[1].
Bahasa itu dilihat bukan hanya sebagai sarana untuk mengkomunikasikan ide dan pemikiran, tetapi sebagai intrinsik terhadap informasi mereka ( Berry, Portinga dkk, 2002 : 149 ). Dengan begitu kita bisa melihat bahwa penggunaan “bunyi” ( onomatope ) sebagai kata penunjuk benda merupakan hal yang wajar dalam bahasa Indonesia.

Dalam perkembangan lintas budaya seringkali menemukan kata-kata serapan dari bahasa asing tapi dalam masalah istilah warna dalam bahasa Indonesia itu ada yang menarik, yaitu warna “coklat” yang berasal dari bahasa Belanda  ialah chocolade  yang sebenarnya menunjukkan jenis makanan coklat. Sedangkan warna coklat dalam bahasa Belanda adalah bruin . Apakah ini berasal dari pohon coklat atau makanan coklat sulit ditelusuri lebih mendalam asal muasal kata warna coklat ini. Tapi yang jelas hal ini menunjukkan bahwa indeks istilah warna itu berdasarkan budaya suatu kelompok masyarakat dalam mempersepsikannya ( lih. Berry, Portinga dkk, 2002 : 154 ). Menurut penulis hal tersebut juga berlaku untuk “bunyi” ( onomatope [2]).

 

Read more

Menghayati Kelenteng Sebagai Ekspresi Masyarakat ( bag.ketiga-tamat )

Posted on February 14, 2015 by Ardian Cangianto

Gender di Kelenteng

 

Banyak kelenteng-kelenteng yang dipimpin oleh imam perempuan, umumnya ada di

kelenteng cai ci ( pendoa perempuan dari sub etnis Hakka ) atau juga kelenteng Buddhisme

maupun Taoisme, disebut an 庵. Didalam masyarakat paternalistic yang menjunjung kaum pria

dan menekan kaum perempuan, kelenteng Taoisme dan Buddhisme maupun kelenteng rakyat

bisa menjadi jalan kaum perempuan untuk keluar dari penindasan dan bisa mencapai kesetaraan

dengan pria, bahkan dalam beberapa posisi, kaum biarawati perempuan ini menduduki tempat

yang lebih tinggi dibandingkan kaum pria.

Read more

Mengenal Kelenteng Thian Siang Seng Bo (Bagian 3)

Posted on January 6, 2015December 1, 2022 by Djoko Darmawan

Budaya-Tionghoa.Net | Lanjutan dari artikel pemenang lomba menulis budaya Tionghoa tahun 2013, dengan predikat juara 3 kategori non fiksi berjudul “Mengenal Kelenteng Thian Siang Seng Bo”

Kelenteng  Tjoe Wie Kiong Rembang

Rembang merupakan kota tua yang telah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit, seperti disebutkan dalam kitab “Nagrakartagama Pupuh XXI” Asal mula kota Rembang diperoleh dari kebiasaan orang – orang Jawa asli yang menikah dengan pendatang Campa (Tonkin, Vietnam) yang pandai membuat gula tebu. Dibulan Waisaka orang – orang memulai memangkas tebu (Jawa : ngrembang). Sebelum mulai ngrembang mereka mengadakan upacara suci “Ngrembang Sakawit” dan Samadi ditempat tersebut, tebu yang dipangkas lalu dipotong menjadi dua batang untuk “Tebu Temanten”. Demikianlah asal mula kata ngrembang menjadi nama kota Rembang (Handajani:1997). Di kota ini juga masih banyak ditemui rumah dengan arsitektur tradional tionghoa, dan kota ini juga mempunyai 2 buah kelenteng kuno yang dikenal dengan kelenteng Mak Co atau kelenteng lor dan kelenteng Kong Co atau kelenteng kidul.

Read more

Mengenal Kelenteng Thian Siang Seng Bo

Posted on May 19, 2014 by Djoko Darmawan

Budaya-Tionghoa.Net | |Inilah pemenang lomba menulis artikel budaya Tionghoa tahun 2013, dengan predikat juara 3 kategori non fiksi.

Prolog

Sore itu aku heran melihat Om So Soe Tat tetanggaku sedang menggerakkan gerakkan 3 buah lidi yang membara di atas kepalanya saat itu aku masih duduk di SD Santo Yusup Semarang. Karena penasaran aku tanyakan apa yang sedang ia lakukan dan apa yang dia bawa, dan Om So Soe Tat menerangkan bahwa ia sedang bersembahyang kepada Tian  天 dan lidi yang ia pegang namanya hio.

Read more

Menghayati Kelenteng Sebagai Ekspresi Masyarakat Tionghoa ( bagian kedua )

Posted on April 28, 2014 by Ardian Cangianto

Seni dan Kelenteng

Jacob Sumardjo menuliskan :

“Benda-benda budaya warisan masa lampau itu sebenarnya sudah menceritakan dirinya sendiri. Benda-benda itu punya struktur luar yang segera nampak, itulah kuantitas. Dari struktur yang nampak itu terdapat system hubungan unsur-unsurnya yang hanya bisa dipahami melalui pola pikir tertentu. Dan pola berpikir benda-benda itulah yang masih tersembunyi, masih bisu, sehingga kita harus membuatnya agar bisa bicara tentang dirinya”[1]

Read more
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • …
  • 9
  • Next
Budaya Tionghoa

Recent Posts

  • UANG DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN FILSAFAT TIONGHOA (BAGIAN PERTAMA )
  • MENGINTERPRETASIKAN DENGAN REKAN-REKAN DAODE JING BAB 2
  • LIST BUKU BUKU YANG DITERBITKAN DAN ATAU KERJASAMA DENGAN GRUP BUDAYA TIONGHOA
  • DAODE JING BAB 1, AWAL DAN MULAINYA PENAMAAN (DAN PEMAKNAAN KAMI)
  • APA DAN BAGAIMANA SHENGREN : SEBUAH NOTULENSI
  • REVIEW FILM : MULAN 2020
  • KISAH SEDIH TENTANG PUISI LI MOCHOU „AKU BERTANYA PADA DUNIA APAKAH CINTA ITU?“
  • BAO ZHENG – HAKIM YANG JUJUR
  • LI BAI ( LI TAI PO ) – PUJANGGA TERMASYHUR
  • TATA CARA PENULISAN TABLET PAPAN ARWAH

Recent Comments

  1. Eka on Marga Jiao , Djiauw , Nyao, Nyauw, Rao [1]
  2. Andi Anwar on Mengenal Ciswak [2]
  3. Erwin R Tan on KELENTENG DAN AGAMA BUDDHA MENUJU KEHARMONISAN
  4. Huang Dada on REVIEW FILM : MULAN 2020

Archives

Categories

agama Bandung budaya budaya tionghoa buddhisme capgome dewa Diaspora dinasti ming dinasti qing dinasti song dinasti tang fengshui Festival filsafat fotografi hakka Hengki hokkian Huangdi imlek jin yong kelenteng kematian kisah laozi lasem Li Bai Marga marga li marga tan marga tionghoa peranakan pernikahan sastra seri LF she Siauw Giok Tjhan sne tao taoism taoisme tibet tionghoa zheng he

© 2023 Budaya Tionghoa | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme