Budaya-Tionghoa.Net | Kejatuhan industri gula mempengaruhi suplai dunia dan pasar Eropa turut berperan dalam peristiwa pembantaian tionghoa di Batavia di tahun 1740. Imigrasi Tionghoa menjadi buruh industri gula mengakibatkan kelebihan sumber daya manusia dan banyak yang buruh yang tidak mendapat pekerjaan di tahun 1730. VOC merespon dengan serangkaian penahanan dan deportasi imigran Tionghoa serta memperketat peraturan. VOC melakukan regulasi terhadapmigrasi Tionghoa ke Batavia dengan mengimplementasi sistem ijin huni di tahun 1690. Sistem ini mensyaratkan seluruh Tionghoa di Batavia untuk membawa bukti administrasi , jika tidak akan terkena resiko penahanan. Hukuman dan pengusiran terhadap penduduk ilegal Tionghoa menjadi praktik umum. VOC seringkali mendeportasi mereka kembali ke tanah airnya atau memindahkannya ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Sistem ini juga semestinya di terapkan untuk pribumi , tapi tidak pernah di laksanakan.
Arsip : Kenangan Satu Abad Perkumpulan Sosial “Dharma Bhakti” (Hok Kian Hwee Koan) 1902-2002
Budaya-Tionghoa.Net | Salah satu member mailing-list , Jamal Clark Senjaya telah mencurahkan waktu untuk menyalin naskah “Kenangan Satu Abad Perkumpulan Sosial “Dharma Bhakti” atau Hok Kian Hwee Koan , 1902-2002. Kami pihak admin dan moderator berusaha mengkompilasinya kedalam satu artikel agar lebih mudah ditelusuri. Mudah-mudahan salinan arsip tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Hormat…
In Memoriam Liem Kok Bie [3] : Ingin dijadikan Buaya Kecil ?Tapi Jadi Kontraktor
Budaya-Tionghoa.Net | Ketika Liem Kok Bie sejak tahun 1964 menjadi ketua Pengurus Dewan Daerah Permusyawaratan Pemuda Indonesia (PPI) Jawa Tengah, Warto sebagai Sekretarisnya dan Lie Khing Hian sebagai bendaharanya telah mencapai kemajuan pesat. Liem menggantikan kedudukan The Boen Han.
Cabang-cabang yang dibentuk antara lain : Majenang, Sidareja, Cilacap, Gombong, Karanganyar, Banyumas, Purwokerto, Slawi, Parakan, Temanggung, Muntilan, Wonogiri, Sragen, Solo, Ambarawa, Limpung, Pati, Kudus, Klaten, Purwodadi.
In Memoriam Liem Kok Bie [4] : Menolong Warto, Diakui Sebagai Saudara Kandungnya
Budaya-Tionghoa.Net | Warto ex mahasiswa antropologi budaya IKIP Negeri Semarang, yang juga sekretaris I PPI Jateng, adalah teman setikar ketika sama-sama menjadi tapol.
Liem yang telah bekerja di NIAC sejak kira-kira tahun 1970 pada suatu hari menemui Warto di pondokannya di daerah manggarai pada bulan maret 1972. Ketika itu Liem datang bersama kakaknya Liem Kok Gie. Ketika itu Warto sangat menderita, karena menganggur selama setengah tahun. Suatu dialog menarik antara Warto dan Liem Kok Bie telah disampaikan kepada penulis sebagai berikut :
John Lo – Perintis Komik Wayang
Budaya-Tionghoa.Net| John Lo juga merupakan salah satu pelukis komik legendaris dari kurun waktu 1930-1960an. Selain John Lo , nama besar lainnya adalah Kho Wan Gie , Siauw Tik Kwie , Lie Ay Poon, Kwik Ing Hoo dan Kong Ong. John Lo juga pernah membuat bikin komik wayang yang diterbitkan oleh Melodi. Contoh karya komik wayangnya adalah “Raden Palasara” . John Lo juga membuat komik silat Tiongkok seperti “Pendekar Piatu”. Sepanjang karirnya John Lo juga membuat berbagai macam komik untuk memenuhi selera publik yang beragam.