Budaya Tionghoa

Forum Budaya & Sejarah Tionghoa

Menu
  • HOME
  • FB GRUP
  • FB PAGE
  • MAILING-LIST
  • Photo
  • Esai & Opini
Menu

CONCEPT OF QI NAFAS KESADARAN ALAM SEMESTA

Posted on February 9, 2019December 2, 2022 by Ardian Cangianto

(Sumber Foto Ilustrasi : candacecanerdyacupuncture)   Sepanjang peradaban manusia ini selalu ada pencarian dari manusia untuk mengungkap alam semesta ini. Mulai dari asal muasal alam semesta, kehidupan dan bagaimana semua itu bisa bekerja. Di barat, Anaximenes mengatakan segalanya berasal dari udara kemudian berkembang hingga ‘elan vital’Henri Bergson. Qi seringkali disanding dengan istilah energi, dimana istilah energi…

Read more

KEBAJIKAN TERUNGGUL

Posted on February 9, 2019 by Ardian Zhang

KEBAJIKAN TERUNGGUL

 

Dalam Daode jing bab 38 membahas  shangde 上德 dan xiade 下德. Seringkali diterjemahkan sebagai kebajikan terunggul dan kebajikan rendah.

Umumnya beranggapan bahwa yang dimaksud kebajikan terunggul itu adalah sikap yang sesuai dengan aturan atau juga kadang diartikan selaras dengan Dao. Dao ( jalan ) sebagai tolok ukur dalam menilai kebajikan terunggul itu.

Read more

TRADISI MENGANTAR DEWA DAPUR SEBAGAI SARANA PERTOBATAN

Posted on February 9, 2019 by Ardian Zhang

TRADISI MENGANTAR

DEWA DAPUR

SEBAGAI SARANA PERTOBATAN

Ardian Cangianto

 

Setiap budaya dan kepercayaan mengenal suatu sistem “penyesalan dan merevisi diri”.  Tujuannya agar membangun masyarakat yang tertib dan damai. Mengarahkan manusia agar mengingat kelakuannya dan merevisi diri. Tanpa adanya revisi dan penyesalan, manusia sulit untuk bergerak maju ke depan menuju lebih baik lagi dalam kehidupan dan kualitas hidup duniawinya. Sedangkan dari sudut spiritualitas dan religiusitas, laku “penyesalan dan revisi diri” meningkatkan spiritualitasnya.

            Buddhisme Mahayana Tiongkok dan Taoisme mengenal “doa penyesalan” 懺悔文.  Penyesalan menjadi amat penting dalam ritual maupun praktek kehidupan sehari-hari bagi manusia. Praktek ini diperlukan karena manusia memiliki nafsu-nafsu indriawi yang perlu dikontrol, selain itu manusia memiliki dasar-dasar kebaikan yang perlu dipupuk serta dipelihara. Jika perbuatan-perbuatan jahat yang merugikan orang lain itu tidak disadari dan disesali, maka hati manusia yang baik itu menjadi meredup dan lenyap. Nafsu-nafsu indirawi semakin menguat dan memperbudak diri manusia.

Read more

Bakti yang Benar dan Bakti yang Bodoh ?

Posted on December 4, 2018 by ardian zhang

Bakti yang Benar ?
Kisah Zengzi 曾子 (Zeng Shen 曾參 505-453 BCE) yang berbakti ada dalam banyak kisah, tapi kisahnya yang paling menarik adalah kisah Zeng Zi dalam Kongzi Jiayu. Berkat penemuan arkeologi, Kongzi Jiayu ini sekarang dianggap sebagai salah satu buku yang menceritakan riwayat Kongzi dan ajaranNya.

Read more

Laozi

Posted on October 25, 2018 by Ardian Cangianto

Laozi

Kehidupan Laozi:

Bab dalam Bibliografi dari Laozi, Zhuangzi, Shenzi, dan Hanfeizi yang terdapat di  Rekaman para Sejarahwan 1 mencatat bahwa “Laozi adalah penduduk asal Qurenli kota Lixiang, di propinsi Ku, Negara bagian Chu (di bagian timur Luyi, sekarang propinsi Henan). Nama marganya adalah Li, nama yang diberikan kepadanya adalah Er, ia disebut Boyang, dan gelar setelah wafat adalah Dan (yang berarti lembaran datar dari sebelah luar dari telinga). Ia adalah kepala dari Perpusatakaan Kerajaan di dinasti Zhou Timur.

Ketika Confucious pergi ke daerah Zhou dan berkonsultasi kepada Laozi tentang ritual keagamaan, Laozi berkata, “Adalah bagaikan orang yang kamu sebutkan, manakala tubuh dan tulangnya hancur, hanya ucapan dan kata-katanyalah yang tertinggal. Seorang berbudi luhur mengadakan perjalanan dengan kereta manakala ia sukses dan berjalan menunduk manakala gagal. Saya mendengar bahwa seorang pedagang yang baik menyembunyikan segalanya dan seolah-olah ia tidak memiliki apa-apa, dan seorang pria berbudi luhur seolah-olah penakut. Hapuskanlah hawa keangkuhan dan keinginan yang berlebihan, remeh temeh tentang tata laku dan keserakahan. Semua itu tidak akan bermanfaat buat anda, dan saya mengatakan demikian ini seperti apa adanya saja.” Confucius meninggalkan dia dan kemudian berkata kepada para muridnya, “Bagaikan burung, saya tahu mereka dapat terbang’ bagaikan ikan, saya tahu mereka dapat berenang; bagaikan binatang liar, mereka dapat lari. Apa yang lari dapat dihentikan dengan jala, yang berenang dapat dihentikan dengan jaring, dan yang terbang dapat dihentikan dengan panah. Tetapi para naga, saya tidak memiliki ide tentang bagaimana mereka naik ke surga dengan menunggang angin dan awan. Hari ini, saya bertemu Laozi yang bagaikan seekor Naga!”

Read more
  • Previous
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • …
  • 557
  • Next
Budaya Tionghoa

Recent Posts

  • Apa dan Bagaimana Shengren: Sebuah notulensi
  • REVIEW FILM : MULAN 2020
  • KISAH SEDIH TENTANG PUISI LI MOCHOU „AKU BERTANYA PADA DUNIA APAKAH CINTA ITU?“
  • BAO ZHENG – HAKIM YANG JUJUR
  • LI BAI ( LI TAI PO ) – PUJANGGA TERMASYHUR
  • TATA CARA PENULISAN TABLET PAPAN ARWAH
  • PAN AN – SASTRAWAN ERA DINASTI JIN BARAT
  • BERKETUHANAN MENURUT TAOISME
  • Daodejing bab 81
  • Daodejing bab 62

Recent Comments

  1. Erwin R Tan on KELENTENG DAN AGAMA BUDDHA MENUJU KEHARMONISAN
  2. Huang Dada on REVIEW FILM : MULAN 2020

Archives

Categories

agama Bandung budaya budaya tionghoa buddhisme capgome dewa Diaspora dinasti ming dinasti qing dinasti song dinasti tang fengshui Festival filsafat fotografi hakka Hengki hokkian Huangdi imlek jin yong kelenteng kematian kisah laozi lasem Li Bai Marga marga li marga tan marga tionghoa peranakan pernikahan sastra seri LF she Siauw Giok Tjhan sne tao taoism taoisme tibet tionghoa zheng he

© 2023 Budaya Tionghoa | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme