VIA :Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip No 14780
Budaya-Tionghoa.Net | Pada hari Jumat tanggal 30 September 2005, Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) mendapat kunjungan dari Siauw Tiong Djin, putra alm. Siauw Giok Tjhan, mantan Ketua BAPERKI, yang pernah ditahan bertahun-tahun di masa Orde Baru. Pertemuan dalam suasana yang sangat akrab berlangsung dari pukul 15.00 – 18.00. di Sekretariat FSAB, di komplek perkantoran Duta Merlin.
|
Hadir para pendiri dan pengurus FSAB a.l. Suryo Susilo, Direktur FSAB (putra alm. Kol. TNI R. Ngaeran), Sarjono Kartosuwiryo (putra alm. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, Imam Besar DI/TII. Dieksekusi tahun 1962, makam tak
diketahui), Ilham Aidit (putra alm. D.N. Aidit, mantan Ketua CC PKI, ditembak mati tahun 1966. makam tak diketahui), Ilya Arslaan Syahroezah (putra alm. Djohan Syahroezah, Sekjen PSI, cucu K.H. Agus Salim); Yap Hong Gie (putra alm. Yap Thiam Hien), Sugiarto Suparjo (putra alm. Brigjen “Jenderal Merah” Suparjo, dieksekusi dengan tuduhan terlibat peristiwa G30S), Arief Moenandar (alumnus Univ. Patris Lumumba – Moscow, pernah ditahan di masa Orde Baru), Martin J.M.; Ridwan Suryadi, Robert Siahaan (PPM/Pemuda Panca Marga) dan Batara R. Hutagalung. Hadir juga sebagai tamu Faisal Saleh, eksponen PPM, sekaligus Ketua Alumni PERMIAS.
Masing-masing memperkenalkan diri, dan menceritakan sedikit kisah yang mereka alami sehubungan dengan orang tua mereka, yang di masa lalu berseberangan secara politis. Namun juga terungkap, bahwa walaupun berseberangan dalam paham ideologi dan politik, ternyata di antara orang tua mereka juga ada hubungan secara kekeluargaan yang akrab. Demikian juga di antara Siauw Giok Tjhan dan Yap Thiam Hien, yang berbeda dalam pandangan politik mereka, namun secara pribadi mereka tidak ada masalah dan bahkan akrab.
Beberapa anggota FSAB juga mengenal sosok Siauw Giok Tjhan dan mengetahui, bahwa beliau adalah juga salah seorang tokoh pergerakan nasional Indonesia. Pada dasarnya semua sepakat, bahwa perbedaan pendapat, pandangan atau apapun, tidak boleh menjadi penghalang dalam hubungan kekeluargaan dan persahabatan, sebagaimana telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh nasional. Sebagai satu contoh adalah yang terjadi antara Sukarno dengan Sutan Syahrir. Tokoh Partai Sosialis Indonesia, S. Syahrir dipenjara di masa pemerintahan Presiden Sukarno. Namun ketika Syahrir sakit berat, dia berobat ke Swiss atas biaya negara, dan setelah meninggal dunia, Sukarno menyatakan Sutan Syahrir sebagai Pahlawan Nasional.
Dalam hal, mengangkat tokoh-tokoh Tionghoa yang berperan dalam pergerakan nasional agar diketahui oleh masyarakat luas, ditanyakan mengenai gagasan pendirian Siauw Giok Tjhan Institut dan/atau Yayasan Siauw Giok Tjhan , dimana Siauw Tiong Djin menjelaskan bahwa munculnya gagasan itu bukan berasal dari keluarga Siauw dan menyerahkan kepada keinginan masyarakat. Siauw Tiong Djin, berpendapat bahwa menyelesaikan masalah di kemudian hari harus dimulai dengan sikap positif dan ke-positifan ini menuntut dihapusnya rasa dendam dalam benak pikiran. Oleh karenanya, Siauw Tiong Djin mendukung penuh visi-misi FSAB, bersedia untuk turut berpartisipasi dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya.
Sedikit latar belakang: FSAB didirikan oleh generasi kedua dan ketiga dari mereka yang di masa lalu terlibat dalam berbagai konflik politik kekerasan dan kekerasan dalam politik.
Para pendiri dan anggota FSAB antara lain, adalah: Letjen TNI (Purn.) Agus Widjojo dan Dr. Nani Nurahman (putra-putri anumerta Mayjen TNI Sutoyo) ; Amelia Yani, Juwik Yani G dan Yuni A.Yani (para putri anumerta Jend. TNI A. Yani) ; Suryo Susilo – Direktur FSAB (putra alm. Kol. TNI R. Ngaeran) ; Alm. Masya Pandjaitan (putri anumerta Mayjen TNI D.I. Pandjaitan) ; Tigor Siregar (Pemuda Panca Marga – PPM) ; Ir. Sarjono Kartosuwiryo (putra alm. S.M. Kartosuwiryo, Imam Besar DI/TII) ; Ahmad Zahedi (cucu alm. Daoed di Bereu’eh, mantan Gubernur Militer Aceh/Tokoh DI Aceh) ; Tjokro Soeprijanto (FKPPI) ; Ridwan Soeriyadi (Gerakan Indonesia Bersatu) ; Gurmilang Kartasasmita (exponen Malari 1974) ; Ilya Arslaan Syahruzah (putra alm. Djohan Syahruzah, Cucu K.H. Agus Salim) ; Riyanto N. Haryono (putra anumerta. Mayjen M.T. Haryono) ; Eko Tjokrodjoyo (tokoh PMKRI) ; Ghazi Hoessin Yoesoef (putra Panglima TNI Aceh Pertama, alm. Hoessin Yoesoef) ; Tatto S. Pradjamanggala (putra Kobra/Puskav) ; Robert M. Siahaan (Pemuda Panca Marga – PPM) ; Batara Hutagalung (putra alm Letkol TNI Dr. W. Hutagalung) ; Sugiarto Suparjo (putra alm. Brigjen “Jenderal Merah” Suparjo) ; Hardoyo (mantan Ketua Umum CGMI) ; Yap Hong Gie, (putra alm. Yap Thiam Hien); Arief Munandar (alumnus Univ. Patris Lumumba Moscow), Edwin Kawilarang (putra AE Kawilarang), dll.
Moto FSAB adalah: “Berhenti Mewariskan Konflik. Tidak Membuat Konflik Baru.”
Siauw Tiong Djin, PhD., yang kini menetap di Australia, diterima menjadi Anggota Luar Biasa dari FSAB.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua , Arsip No 14780
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.