Budaya-Tionghoa.Net | Pada tanggal 13 Maret 2007, jam 19:00, milist budaya tionghoa bersama Makin Bandengan mengadakan seminar Yi Jing yang dibawakan oleh mr.Chen Qisheng dari Malaysia. Sisi positif berkembang, unsur2 negatif akan muncul. Vice versa. Ketika Yin-Yang naik ke atas, di saat itulah 4 bentuk tercipta (se siang):
- Sao yin-sao yang,
- Lao Yang-Lao Yin,
- Tai yin-tai yang (Yin-Yang dewasa).
|
Ketika garis yin-yang ditumpuk tiga, maka akan terbentuk 8 bentuk. Setelah menjadi bentuk Ken, Lie, chen=petir, shi-=langit, kan=air, ken=gunung, khen=bumi, cien.
Buku yang hari ini kita baca seluruhnya membahas tentang hal ini juga. Di dalam buku ini merupakan penafsiran si penulis terhadap I Ching. SAMPAI JAMAN qin, pernah dilakukan sebuah sensus, di tiongkok terdapat 3 ribu penafsiran yang dibukukan tentang I ching. Dan sekarang semakin banyak. Jangan dibaca semua buku itu.
Pelajari makna yang terdapat di simbol2 itu, maka kita akan mengerti I Ching. Sekarang kita akan bahasa peraturan.
Dan apa yang kita pelajari ini berasal dari Nabi Konghucu. Pada kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Nabi Kongzi memiliki 3 jilid I Ching. Pada saat itu, rakyat masih belum terpelajar sehingga sulit dipahami. Jadi yang sekarang ini yang kita pelajari adalah apa yang dirapihkan oleh Kung Ze itu. Tetapi kita punya masalah, ketika Kongzi meninggal 50 thn kemudian, ia menguburkan kitab I Ching yang ditulis di atas kain. Dua puluh tahun yang lalu, ditemukan mayat si pejabat tersebut. Jadi setelah ditemukan kuburan itu, ditemukan versi I Ching yang berusia sejaman Kongzi. Sehingga membuat pusing kepala.
Jadi sekarang ini pemerintah RRT menggunakan teknologi termodern untuk menulis kembali I Ching, TAPI SAMPAI 20 TAHUN INI BELUM SELESAI. JADI YANG SEKARANG DIPELAJARI INI ADALAH WARISAN DARI KONGZI. TADI TELAH DIBAHAS MENGENAI TAI CHI, SEKARANG AKAN DIJELASKAN MENGENAI PERUBAHAN ITU.
Kuah yang paling mudah dipelajari karena nabi Kongzi khusus membuat tulisan yang mempermudah pengertiannya. Kway pada saat itu kalau tidak dijelaskan oleh Kongzi maka kita akan sulit mengerti. 4 huruf ini adalah Yen, Chen, Hen, Lie.
Maka orang-=orang jaman sekarang ketika membuka kitab I ching menjadi sulit mengerti maksudnya. Maka kita bisa mengetahui orang-orang masa kini yang meneliti keempat huruf ini mampu menulis buku. Yen=pertama, paling penting, awal. Karena yang pertama ini adalah apa yang sebenarnya ada di alam semesta ini maka ia akan dapat sesuai dengan alam semesta sehingga ia dapat bergerak lancar sesuai dengan alam semesta.
Setelah ia dapat berkembang maka dapat tumbuh dan berkembang sehingga mendapatkan LIE. Apabila kita bisa mengikuti apa yan gpertama, yang paling penting yang ada di alam semesta ini dan kita dapat menjalankan bersungguh-sungguh dan berkesinambungan maka kita akan sampai pada tingkat Chen.
Orang yang sungguh2 I ching tidak akan menempuh jalan sesat. Bagaimana bisa mencapai ke tingkat seperti yang tadi diuraikan, manusia yang mempelajari I Ching tidak akan tersesat.
Thien, shing, chien berarti semua peristiwa di alam semesta seperti matahari, bintang dsb berkembang sesuai dengan hukumnya, sehingga hukum ini tidak berubah. Kita umat manusia yang dicapai, dituntut adalah menjadi seorang susilawan (cingce) yang mencontoh contoh dari alam semesta, dan terus menerus memacu diri. Demikian lah penjelasan kwa.
Kwa ini terdapat 6 garis, setiap garis mengandung arti masing-masing. Garis-garis ini memiliki istilah yakni YAO. Unsur2 dari Yao ini dilihat dari bawah dan memiliki istilah2 tersendiri.
Disaat kita mmembaca iching kita akan bertemu angka 6, itu pasti Yin (negatif), kalau angka 9 berarti positif. Saya uraikan di 6 Yao ini tapi satu saja.
Yang paling bawah, Chu Yao.yang pertama ini, chien lung, naga yang ada didasari inii dia tidak ingin menonjolkan diri sendiri. Dia hanya tekun belajar dan di bawah posisinya.
Arti kedua, naga mulai munculdari tanah. Melihat naga sudah melihat di atas tanah. Naga sudah muncul dari bumi.
Setelah itu kita akan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga ini adalah bagian pertama dari Kwa. Artinya, di dalam setiap tahap kita bertindak kita harus rajin berusaha. Rajin dan berusaha inilah adalah rumus bagaimana kita harus berubah. Disini yang kita harus camkan. Setelah kita menerobos garis ketiga, kita akan meningkat ke bagian kedua. Yao bagian ke 4, tetap kita ke bagian bawah.
Yang ke4 ini artinya kita diharuskan bisa diumpakan disini MELONCAT DENGAN SENDIRINYA KITA BERADA DI ATAS SEDEMIKIAN RUPA.
SETELAH ITU KITA MASUK KE GARIS KE 5. KALAU KITA SERING BACA TULISAN BAHASA TIONGHOA ADA ISTILAH….CHUI BERARTI YANG POSITIF, U BERARTI GARIS KELIMA.
YANG KE 5 ADALAH POSISI PALING TINGGI BAGI SEORANG KUNCU. DI ATASNYA LAGI SUDAH LAIN LAGI. YANG KE 6 ARTINYA SETIAP ORANG YANG SUDAH MENCAPAI PUNCAK PREESTASINYA, KITA HARUS BISA MEMBERI PELUANG BAGI ORANG LAIN, JADI KITA JANGAN HABISKAN. KARENA KADANG2 KITA DI POSISI itu.
Di saat kiita berusaha namun kemampuan kita terbatas, kita harus tau diri. Di saat kita ada prestasi kita harus muncul ke depan, namun walaupun demikian tetap dibutuhkan seseorang yang membimbing kita untuk maju ke depan.
Maka setelah itu, semua perkerjaan harus kita lakukan sendiri bukan didelegasikan kepada orang lain. Tetapi harus dilakukan sendiri. Big boss National mempelajari hukum perubahan ini sebagai landasan manajemen perusahaannya. Majikan itu berkata kepada bawahan, “kalian ikut berjuang bersama saya, di saat saya memiliki 100 karyawan, saya akan memberitahu mereka cara bekerja yang baik. Di saat saya punya 10 ribu orang, saya hanya bisa bersukur dalam hati”. Inilah perbedaan antara tahap dengan tahap lain.
Di saat kita mencapai prestasi tertentu dan masuk ke tahap ke dua, kita tidak bisa lengah kalau tidak kita akan digilas perkembangan dan tertinggal. Di saat sampai garis ke 5, posisi kita sudah sangat tinggi, kita sudah berhasil sehingga kita harus memiliki hati yang bersukur yang menunjang pekerjaan kita.
Setiap tahap, dari bawah sampai atas penuh dengan perubahan. Kalau kita tidak mengikuti perubahan itu, kita akan menyesal memasuki garis ke 6. maka kitab I ching yang begitu dalam itu, semuanya hanya menceritaan tentang PERUBAHAN. MAKA PERUBAHAN. INILAH TUNTUTAN BAGI KITA YANG BELAJAR I CHING, YAITU BERUBAH DENGAN WAKTU YANG TEPAT DENGAN CARA YANG TEPAT PULA.
Lihat apa yang kelihatan adalah dasar teori kwamia. Iching adalah merangkum pengalaman beribu-ribu tahun dari leluhur kita. Pengalaman para leluhur dikristalisasi di I Ching yang memiliki banyak kebenaran. Inilah yang disebut ilmu melihat wajah seseorang.
Saya kira, anak2 murid 5-6 tahun di SD, dilihat dari wajah terlihat masa depan yang cerah. Maka saya kasih tau sama temen saya, bahwa generasi akan datangtidak bakal susah.
Suatu saat kita mengadakan seminar internasional di RRT, sesaat setelah Deng wafat. Diramalkan akan terjadi kekacauan besar, tetapi ketika melihat wajah anak-anak kecil maka masa depan RRT akan baik tidak seperti ramalan sebelumnya.
Kadang2 kita mengundang ahli fungsui yang berbobot, ia dapat menguraikan nasib seseorang yang memakai kamar ini atau kamar itu sehingga kita memandang si ahli fungui bagaikan dewa, padahal kalau kita sudah belajar I Ching, maka hal tersebut biasa-biasa saja. Di alam semesta ini, chien mewakili langit dan di keluarga adalah ayah, dan di tubuh kita melambangkan kepala.
Maka dalam satu rumah, kalau posisi kepala keluarga namun posisinya di toilet maka bisa bayangkan nasib keluarga itu. Inilah the real fengsui bukan yang tahayul.
Ini tidak misterius, ini adalah hasil rangkuman ribuan tahun para leluhur kita. Jadi kalau ada seorang ahli fungsui mengatakan segalanya bole maka ia sedang berdusta. Kita belajar apa pun terutama belajar kwamia kita harus perhatikan segala Yang memiliki berkat dan rejeki harus menjauhi Yang yang bersifat naas. Maka kita harus perbanyak pengetahuan,banyak-banyak belajar pada saat itu kita akan mengurangi kesalahan.
Sebetulnya apa yang kita pelajari dalam I Ching hanya mempelajari dua bagian ini saja.
Yang ketiga adalah bagaimana manunggalnya antara langit dan manusia. Saya sering bicara dengan temen-temen yang belajar I ching setengah-tengah. Karena I ching sangat sederhana dalam menguraikan masalah yang ada di manusia. Karena manusia hidup di dunia ini hanya mengejar dua hal, harta dan kedudukan. Kita di saat mengejar dua hal ini, maka ada yang mendapat dan kehilangan. Di antara dapat dan hilang maka di sanalah terkandung unsur yang baik dan yang naas. Ada yang baik dan ada yang tidak baik, berkah dan naas sehingga hasrat belajar fungsui timbul. Maka di sana kita harus bagaimana belajar, banyak-banyak belajar maka kita akan mengurangi kesalahan.
Nabi Kongzi melihat kekayaan bagai awan yang berlabu, karena ia tidak mengejar kekayaan maka dia tidak memiliki kesialan seperti yang dirasakan oleh orang biasa. Karena ia sudah mangunggal antara manusia dan langit.
Saya tetap menganjurkan kita semua untuk bisa belajar I ching karena selama kita hidup kita harus mengejar sesuatu. Namun sekali-kali kita bisa mencapai tingkat kemanunggalan antara tien dan manusia, itu pun tidak masalah.
Ulysee , Makin Bandengan, 13 Maret 2007
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa