Sekilas Biografi Zhu Yuanzhang
Biografinya panjang, karena itu saya menfokuskan pembahasan ke yang berhubungan dengan Ming jiao.
Zhu Yuanzhang lahir di Peixian, Jiangsu, sama seperti Han Gaozu Liu Bang. Ia lahir sebagai anak bungsu di keluarga petani kecil. Petani kecil di jaman itu kehidupannya sangat miskin menderita (jaman sekarang juga sih, terutama di sini). Saat beliau berusia 16 tahun, desa tempat tinggalnya dilanda bencara banjir besar. Orang tuanya meninggal dan keluarga mereka tercerai berai. Yuanzhang muda lalu mengungsi ke sebuah vihara. Karena banyaknya pengungsi bencana, vihara tersebut lalu kehabisan uang dan Zhu Yuanzhang terpaksa meninggalkan tempat tersebut melanglang buana hidup sebagai gelandangan, pengemis, setengah maling dan berandalan. Di saat inilah dengan mata sendiri dia menyaksikan penderitaan rakyat jelata yang kelak berpengaruh besar ke cara memerintahnya sebagai seorang kaisar.
Setelah 3 tahun hidup tak menentu, Zhu Yuanzhang kembali ke vihara yang sama, kali ini sebagai seorang samanera (calon bhiksu). Sebagai seorang samanera beliau belajar menulis dan membaca dan juga belajar filsafat, tata cara pemerintahan serta ilmu militer yang dirangkum sebagai ajaran Konfusianis (vihara di Indoneisa sekarang boro-boro, adanya malah membuang jauh-jauh hal yang beginian). Di titik ini saya kira bisa menjawab pertanyaan beberapa rekan mengenai ketidakjelasan agama (??? mungkin istilah keyakinan lebih tepat) yang dianut Zhu Yuanzhang.
Umur 24 tahun, hidup Zhu Yuanzhang kembali berubah. Viharanya dibakar pasukan pemerintah Yuan dalam rangka memberantas pemberontakan daster merah. Tidak ada jalan lain, Zhu Yuanzhang kemudian bergabung dengan tentara pemberontak di bawah kelompok Guo Zixing sebagai prajurit dengan pangkat paling bawah. Pendidikan yang diterima di Vihara dia praktekkan dan juga karena bakat, semakin naik pangkat dan menikah dengan putri angkat Guo Zixing yang bermarga Ma. Karena bermarga Ma, banyak yang berspekulasi istrinya ini adalah orang Hui.
Tahun 1355 Guo Zixing meninggal. Yang sukses menggantikannya adalah Zhu Yuanzhang. Tentu saja setelah dia menyingkirkan pesaing-pesaingnya dengan senjata. Kala itu dia baru berumur 27 tahun dan menjadi pemimpin pasukan daster merah fraksi Guo Zixing. Secara resmi, fraksi ini masih tunduk kepada pasukan induk di utara pimpinan Han Liner.
Zhu Yuanzhang berhasil menguasai Jinling / Nanjing dan menjadikannya sebagai pusat kekuatan. Ia bahkan melepaskan diri dari Han Liner dan mengalahkan fraksi daster merah lainnya di bawah pimpinan Xu Shouhui, Chen Youliang, Fang Guozhen, dan terakhir pimpinan “setengah resmi”nya sendiri Han Liner. Pasukan Yuan yang sudah babak belur dihajar pemberontakan daster merah juga kemudian dikalahkan. Penguasa Mongol terusir kembali ke Mongolia dan Zhu Yuanzhang kemudian mendirikan dinasi baru dengan nama Ming.
Nama Ming dipakai adalah sebagai kelanjutan filosofi ming-bailian jiao, yaitu Zhu Yuanzhang adalah Ming Wang raja terang yang sejati. Bagaimanapun juga pasukan Zhu Yuanzhang adalah kelanjutan dari Guo Zixing yang berasal dari ming-bailian jiao.
Ironisnya setelah berkuasa, ia justru mempersekusi sisa-sisa ming jiao dan bailian jiao. Zhongyuan sejak itu bersih dari ming-bailian jiao sampai abad ke-18 ketika bailian jiao muncul kembali ke permukaan dan memberontak terhadap dinasti Qing, salah satu pemberontakan yang meruntuhkan mitos kekuatan militer Manqing.
Sekarang, ada yang tanya dinasti Ming itu dinasti Persia kah ? Menurut saya bukan. Ming jiao nya Zhu Yuanzhang itu sudah jauh berbeda dengan moni jiao yang aslinya dari Babylon sana. Terutama adalah adanya sinkretisme antara moni jiao dengan bailian jiao. Bahkan sinkretisme itu mengusung konsep baru seperti Wu Ji Lao Mu. Mengenai bailian jiao ini nanti saya minta dikuliahin lagi sama bos dulu.