Budaya-Tionghoa.Net | Setelah melewati masa Dinasti Sui (581-618M) yang singkat , puisi klasik mencapai puncaknya pada masa Dinasti Tang (618-907M). Bila puisi adalah mahkota sastra klasik Tiongkok , maka Sanjak Tang adalah batu permata di puncak mahkota .
|
Mulai masa ini , bentuk puisi menjadi baku , teknik penulisannya semakin matang , tema tambah beragam , pemilihan kata lebih peka, muatan rasa lebih dalam . Pada Dinasti Tang dibagi menjadi empat periode , yakni Tang Awal , Tang Jaya , Tang Tengah dan Tang Akhir.
Bila puisi adalah mahkota sastra klasik Tiongkok , maka Sanjak Tang adalah batu permata di puncak mahkota |
Periode Awal adalah masa persiapan , diawali oleh “Empat Kampiun” : Wang Bo (649-676M), Luo Binwang (640-684M), Yang Dong dan Lu Zhaolin. Serta dimatangkan Chen Zh’iang, yang membabat habis sisa pengaruh puisi istana dinasti selatan yang buruk. Dengan gaya lugas , Chen mendorong perkembangan puisi ke arah yang lebih maskulin.
Periode kedua boleh dikata sebagai zaman emas puisi, begitu banyak penyair hebat yang bermunculan. Periode ini diwakili oleh Li Bai (701-762M) dengan aliran romantik ekspresionisnya, Du Fu (712-770M) dengan realisme sosialnya , Wang Wei (699-759M) dan Meng Haoran (c 691-740M)dengan puisi alam, Cen Can (715-770M), Gao Shi (?-765M) dan Wang Chang Ling (698-756M) dengan puisi perbatasan , serta Li Qi (690-751M)dengan tema musik dan balada. Terutama dua penyair , Li Bai dan Du Fu merupakan tonggak penting dari puisi klasik. Di tangan mereka puisi klasik mencapai bentuk yang sempurna dan sangat mempengaruhi perkembangan zaman-zaman sesudahnya.
Diperiode Tang Tengah , yang menonjol adalah Bai Juyi (772-846M). Selain terkenal dengan dua puisi naratif panjangnya , bersama kawan-kawannya dia memproklamirkan gerakan puisi Balada Baru , juga mencanangkan kritik sosial dalam puisi.
Sebagai penerus Wang Wei , muncullah nama Wei Ying Wu (737-792M) dan Liu Zhong Yuan (773-819M). Sedangkan Li Yi (770-827M)adalah penerus tradisi puisi perbatasan . Di periode ini juga muncul Han Yu (768-824M)dengan gaya dingin dan Liu Yuxi 刘禹锡 (772-842M) yang terkenal dengan tema sejarah. Di akhir periode ini , yang penting dikemukakan adalah ketokohan Li He (790-816M), dengan bahasa kelam namun penuh warna, penyair ini merupakan penerus tradisi romantik Qu Yuan .
Periode Tang Akhir melahirkan penyair Du Mu (803-852M) dengan gaya yang sederhana , lugas namun bening, bersandingan dengan penyair Li Shang Yin 李商隐 (813-858M) yang halus , melankolik , impresionis penuh metafor. Di akhir periode ini kembali muncil aliran puisi yang menyerupai aliran istana, berkutat dengan kata-kata cantik , mementingkan bentuk tapi miskin di isi, kembali mengarah pada jalan buntu.
Jenis puisi utama yang berkembang pada dinasti ini adalah jenis Sanjak , baik bentuk lama maupun baru. Banyak juga digubah Sanjak Balada , Yuefu format lama dengan isi baru. Selain mematangkan puisi lima kata, juga berkembang puisi tujuh kata. Bentuk syair sudah mulai muncul , namun belum menonjol kedudukann, gaya syair yang dominan adalah gaya melankolik.
Sumber :
- Zhou Fu Yuan , “Purnama di Bukit Langit – Antologi Puisi Tiongkok”,
Catatan Admin : Tulisan ini merupakan kutipan dari buku diatas , untuk menelusuri puisi-puisi yang dimaksud bisa langsung membaca bukunya langsung.
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing List Budaya Tionghoa
Photo Credit : http://www.eywedu.com/Gushihuayi/016.htm