Budaya-Tionghoa.Net | Semakin menyalahkan pemerintah Tiongkok semakin pula harus mengasihani rakyat Tiongkok. Bahwa hampir sebuah pernyataan aksiomatik dari kasus setiap rakyat apapun yang dihianati oleh penguasa jahat kedalam satu posisi yang tidak bisa dihindarkan dimana setiap musuh telah mengambil keuntungan.
Para pakar melaporkan bahwa Tionghua agak lebih pendiam dan apatis dalam kontemplasi mereka yang tenang dalam setiap penderitaan manusia yang bukan milik mereka daripada masyarakat Barat. Bahwa mungkin mereka lebih diam daripada orang Russia. Tetapi pengalaman manusia biasa meyakinkan manusia biasa bahwa beberapa simpati diperlukan untuk setiap struktur masyarakat manusia dalam operasi atau bahkan eksistensi.
Mengansumsikan bahwa orang Tionghua adalah manusia, kita musti mengakui bahwa mereka sendiri jauh lebih terancam daripada misionaris Barat dan Tionghua yang telah mereka konversi agamanya.
Orang Russia dalam pembantaian mereka di Manchuria ; Orang Eropa dibawah pimpinan Field Marshal Count von Waldersee, dalam aksi mereka yang tak beralasan seperti pembunuhan , penjarahan , perampokkan dan pemerkosaan , tidak lebih baik dari kaum Boxer. Malah kaum Boxer yang lebih baik dari mereka.
Bahwa orang Russia dan Eropa yang terlibat dalam ekspedisi penghukuman seharusnya menanggung satu superioritas agama mereka , atau peradaban mereka , dan juga tuntutan mereka agar Tiongkok menyetujui untuk menerima tanpa bantahan , para misionaris dari peradaban mereka.
Adalah lelucon muram yang menghibur atau memualkan bagi yang melihatnya , menurut temperamen individualnya. Poin ini ditambah lagi dengan fakta bahwa misionaris Kristen sendiri , mengerti
Sekeliling perkampungan kami ada beberapa gugusan perbukitan. Dan di antara perbukitan itu memang Gunung Kepala Ayam yang paling tinggi dan paling menonjol. Seperti ujung atau kepalanya itu bagaikan hidung yang panjang. Dalam tulisan yang lalu saya gambarkan seperti ayam yang berleher panjang lalu mau mengamati sesuatu yang agaknya jauh. Bukit-bukit lainnya kebanyakan padang rumput – semak-semak dan ada juga bukit yang terdiri dari banyak batu-bebatuan dan yang besar-besar. Di sekitar perbukitan batu itulah teman-teman kami menga-ngon kawanan kambing. Lalu mengitari perbukitan padang rumput, di mana banyak rerumputan yang tebal yang sangat baik buat makanan kambing. Di sela-sela dan sekitar pegunungan atau perbukitan itu, diam-diam banyak serigalanya. Pernah juga kawanan kambing kami diserangnya dan mati. Dan ini terjadi beberapa kali. Karena perkara begitu – Markas Besar barisan kami pernah mempersenjatai teman kami yang menggembalakannya dengan senapang cess, senapang api berpeluru tajam.
|
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa