Budaya-Tionghoa.Net | Hari ini saya kebetulan tertarik membaca buku mengenai makna dan asal muasal huruf Hanzi. Berikut ini saya memilih beberapa huruf Hanzi yang sekiranya menarik. Semoga kita dapat lebih mengerti bagaimana pembentukan aksara Hanzi tersebut. Dengan memahami asal muasal aksara Hanzi tersebut, mempelajarinya akan lebih mudah dan menyenangkan. Pilihan pertama saya adalah huruf shi yang berarti waktu. Mengapa aksara Hanzi yang berarti “waktu” seperti di bawah ini?
|
時
Apabila dicermati, aksara di atas terbentuk dari 日 ri (matahari) dan 寺 si (kuil Buddhis). Di zaman Tiongkok kuno orang menghitung berjalannya waktu berdasarkan posisi matahari dan saat itu, berlalunya jam demi jam diumumkan melalui dentingan lonceng di kuil Buddhis. Jadi gabungan aksara “matahari” dan “kuil” berarti “jam” atau “waktu.”
Berikut ini adalah aksara “fen” yang berarti “tepung.”
粉
Aksara ini terbentuk dari 米 mi (beras) dan 分 fen (membagi). Gabungan kedua aksara ini menandakan bila kita “membagi” atau “menggiling” beras, maka akan diperoleh tepung.
Berikut ini adalah aksara “dan” yang berarti “berdiskusi.”
談
Aksara ini terbentuk dari 言 yan (perkataan) dan 火 huo (api) yang ditumpuk menjadi satu. Ini menandakan bahwa dalam berdiskusi orang cenderung terbawa emosi dan mengucapkan kata-kata “panas.”
Yang agak unik adalah aksara “mai” yang berarti “menjual.”
賣
Jika diperhatikan dari atas ke bawah. Bentuk yang paling atas berasal dari 出 chu (keluar). Lalu di bawahnya ada bentuk kotak dengan garis dua di tengahnya, ini melambangkan jala ikan, dan yang terbawah ada 貝 bei (cangkang kerang). Ini berasal dari nelayan di zaman dahulu yang mengeluarkan kerang dari jalanya untuk dijual. Tetapi menurut penafsiran saya bisa saja cangkang kerang dijadikan alat pertukaran.
Berikutnya adalah huruf zao yang berarti “bersiul” atau “membuat suara gaduh.”
噪
Huruf ini dibentuk dari aksara mulut di sebelah kiri. Lalu tiga mulut kecil 口 kou dan “pohon” 木 mu. Pada aksaranya yang asli, tidak terdapat aksara “mulut” di sebelah kirinya. Tiga mulut kecil itu melambangkan suara burung-burung yang bertengger di atas pohon, sehingga menimbulkan “kicauan” atau “siulan” burung yang “bising.”
Tidak semua aksara Mandarin dapat dipisahkan berdasarkan maknanya seperti di atas, karena ada juga yang pembentukannya berdasarkan unsur bunyi atau fonetis semata. Contoh pertamanya adalah aksara “mei” yang berarti “pohon plum,” yakni nama sejenis pohon.
梅
Aksara jenis ini tidak dapat diuraikan seperti aksara-aksara sebelumnya. Aksara ini terbentuk dari 木 mu (kayu atau pohon) dan每 mei (setiap). Tidak ada hubungan antara makna aksara di atas dengan unsur-unsur. “Mei” di sini hanya berfungsi sebagai pembentuk bunyi saja. Demikian sedikit perkenalan kita dengan asal muasal huruf Hanzi.
Ivan Taniputera
23 Desember 2011
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa