Budaya-Tionghoa.Net | Onta dalam bahasa Mandarin disebut Luo Tuo 骆驼. Rambut onta cukup eksotis bagi Jorge Borges[1] (1899-1986) sehingga memasukkan unsur rambut onta untuk menjelaskan satu klasifikasi hewan dan membuat Foucault (1966) tercengang akan klasifikasi ini. Dimana lagi hewan-hewan yang digemari , tak terhitung jumlahnya dan ditarik dengan sikat rambut onta yang sangat halus akan bertemu kecuali dalam ketiadaan tempat dalam bahasa. [2] Onta seperti seolah jarang terdengar dalam budaya Tionghua dan di masa sekarang sudah identik dengan Timur Tengah. Padahal baik onta modern ataupun dalam sejarah selain berada di Timur Tengah , ada juga di India , Afrika Utara dan Tiongkok – Mongolia.
|
Dalam “The Cambridge History of Ancient China” digambarkan bahwa pertanian sudah ada di Tiongkok sekitar 10 ribu tahun yang lalu (circa 8000 SM) . Di situs Nanzhuangtou , anjing dan babi juga sudah terdomestikasi walaupun ditemukan tulang belulang yang menunjukkan aktivitas berburu juga masih dilakukan dalam masa peralihan dari masyarakat nomaden ke masyarakat yang menetap (sedentary) .[3] Jauh sebelumnya lagi , onta sendiri sebenarnya leluhurnya berasal dari benua Amerika yang bermigrasi ke Eurasia melalui selat Bering sekitar tiga juta tahun yang lalu dan terus bervolusi dari bentuk seukuran kelinci hingga mencapai bentuknya yang sekarang. catatan lain menunjukkan onta juga ada di Tiongkok pada masa itu , terutama kawasan utara. Penemuan Peking Man di tahun 1929 menunjukkan bahwa “homo erectus” pada masa itu berburu menggunakan api untuk menerangi goa dimana mereka tinggal. Onta bersama binatang lainnya seperti badak , hyena , gajah , leopard etc telah menjadi objek buruan untuk bahan makanan.[4] Dalam situs Zhoukoudian sebuah bentuk yang menggambarkan paracamelus gigas ditemukan dan asosiasinya dengan Homo erectus pekinensis. Spesimennya pun tersebar di kawasan Inner Mongolia . Seiring perkembangan dan distribusi onta , varian Bactrian tersebar dengan rentang Anatolia sampai Mongolia utara dan Tiongkok utara.Di akhir Abad Perunggu , masyarakat di Stepa Barat , termasuk Cimmerian yang menjadi pendahulu dari Scythians , onta sudah menjadi hewan domestic bersama domba , kambing , babi dan kuda . Distribusinya berubah drastic di awal Abad Besi ketika sejumlah hewan utama di kawasan steppa menjadi domba dan sejumlah babi. (Rolle , 1989)[5]
[Foto Ilustrasi : Jee , “Inner Mongolia” ]
Referensi lebih awal mengenai onta juga sudah terdapat di San Hai Jing. Kebijakan penguasa Han adalah menyediakan unit onta untuk mendukung supply , dan juga mengirim camel-corps ke kawasan perbatasan.
Di masa Dinasti Sui , kereta onta dihadirkan melalui fresco. (Needham , Figure 569). Joseph Needham dalam “Science of Civilization” menegaskan bahwa onta sudah menjadi sarana transportasi dalam sejarah Tiongkok. . Di masa Dinasti Han , onta sudah digunakan sebagai “pack-animal” menurut penelitian Schafer. (Needham , p327) . Hal ini tidak mengherankan karena di masa Dinasti Han , jalur sutera berkembang pesat. Melewati kawasan oase dan gurun pasir memang lebih cocok menggunakan onta daripada kuda.[6] Ada satu ungkapan pada masa itu bahwa tanpa onta , mustahil bisa menyeberangi kawasan gurun yang ekstrim. Koridor Hexi menjadi satu domain di kawasan Asia Tengah untuk domestikasi onta berpunuk dua atau lebih dikenal onta Bactrian. (Liu Xinru , ibid). [7]
Bactrian Camels atau Onta Bactrian hidup di kawasan Asia Tengah dan Asia Timur mempunyai fitur berpunuk dua yang membedakan dengan kerabatnya di Timur Tengah yang berpunuk satu. Bulu mereka berwarna bulu coklat kemerahan dan warna gelap lainnya , berkaki pendek . Kakinya dapat mengatasi es , bebatuan dan salju sesuai kondisi dimana mereka hidup. Mereka juga dapat minum air asin. Dalam situasi ekstrim , mereka juga bisa bertahan seminggu tanpa air dan sebulan tanpa makan . Matanya dilengkapi pertahanan terhadap kemungkinan badai gurun. Karena fitur tersebut , walaupun onta bergerak lebih lambat dari kuda , onta didomestikasi secara luas dan bisa diandalkan menjadi hewan transportasi. Seekor onta Bactrian bisa menghasilkan 600 liter susu pertahun . Jenis liar dari onta ini masih bisa dijumpai di Tiongkok utara dan Mongolia .
Dalam perdagangan jalur Sutera , onta punya peranan penting seiring meningkatnya pengaruh Romawi dan juga meningkatnya konsumsi mereka terhadap sutera. Komoditas perdagangan itu melalui transportasi onta atau bahkan berkerumun dalam bentuk “camel cities” . Kekaisaran Romawi juga punya kepentingan untuk mengamankan jalur yang dilalui caravan onta itu. Peran penting ini membuat onta juga dijuluki “the ship of the desert” . Bangsa Arab juga mengandalkan onta sebagai transportasi mengingat mereka belum menemukan atau menciptakan roda. [8] Onta juga menjadi salah satu objek yang mewarnai produk sutera . Sebuah helai sutera pada masa itu ada yang menggambarkan dua ekor onta berpunuk dua dengan background panorama Asia Tengah dan seorang yang sedang mengolah lahan perkebunan anggur. [9]
[Foto Ilustrasi : Jee , “Inner Mongolia – Masih Jauh Perjalanan” ]
Dimasa Reunifikasi Sui-Tang , onta tetap menjadi bagian dari ekspansi baik Barat maupun Timur. Ekspansi Tiongkok membawa masuk cacar sebaliknya ekpansi Romawi Timur membawa bubonic plague dan black death dikalangan generasi muda . Walau demikian , Tiongkok memasuki lebih dalam lagi dua jaringan distribusi , yang pertama adalah jaringan onta yang merupakan fusi sub-transport Arab dan Bactrian sebelum kebangkitan Islam. Sebelum masa Tang , onta adalah hewan yang terpinggirkan di kalangan dalam masyarakat agriculture Tiongkok , perannya “hanya sesekali” di perbatasan. Seiring dengan naiknya kembali perdagangan antar kawasan di masa Dinasti Tang , pamor onta kembali naik dalam perspektif masyarakat Tionghua pada masa itu , seperti imaji onta yang terdapat dalam sejumlah makam dan lukisan Dunhuang.
Onta terserap kedalam keragaman etnis di Tiongkok seperti orang Salar – salah satu grup etnis minoritas Muslim di Tiongkok—mengenal satu legenda dimana dua bersaudara menuju Samarkand untuk menghindari tekanan Mongol dengan mengendarai onta. Di masa Dinasti Ming terjadi arus keluar orang Salar dari tanah Samarkand. Dalam masyarakat Alshaa , Cakhar , Karachin , Khorchin, Oirat , Ordo , Shiliingol , yang merupakan subgroup Mongol dan orang Yohur yang merupakan subgroup Yugur telah menjadikan onta menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang masih mengandung aktivitas penggembala dalam masyarakat mereka. [10]
Di masa Tiongkok modern , onta tersebar di kawasan barat seperti Xinjiang , Ningxia dan Gansu , juga dikawasan utara seperti Inner Mongolia. Onta “Allah Shan League” adalah salah satu jenis onta yang umum di Tiongkok dengan 33% populasi di Tiongkok dan 25% didunia. Jenis lain adalah onta Sunith yang dikembangkan masyarakat Shiliingol di kawasan Inner Mongolia dengan fisik yang lebih besar diantara jenis lain. Onta ini menjadi bahan masakan yang lezat baik .
[Foto Ilustrasi : Jee , “Inner Mongolia – Masih Jauh Perjalanan” ]
Peran onta memang telah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat dunia seiring dengan perkembangan teknologi transportasi . Tetapi perannya dalam sejarah perjalanan ide , pertemuan barat dan timur serta perdagangan dunia turut berkontribusi besar dalam perkembangan peradaban. Schafer mengutip Guo Pu 郭璞 (276-324M) bahwa di abad ke tiga , onta memanifestasikan manfaatnya di tempat yang berbahaya , sekaligus memiliki pemahaman dari rahasia mata air dan sumbernya. Schafer sekali lagi mengutip Mei Yaochen 梅尧臣 (1002-1060M).
Crying camels come out of the Western Regions,
Tail to muzzle linked, one after the other.
The posts of Han sqeep them away throught he clouds,
The men of Hu lead them over the snow.
[Mei Yaochen , diterjemahkan oleh Schafer) [11]
MEMENTO MORI , 9 Maret 2012
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa
REFERENSI
1.Joseph Needham , “ Science And Civilization In China – Volume 4 – Physics And Physical Technology—Part II Mechanical Engineering” , Cambridge University Press , 1965
2.Haft , White , “The Key To The Name Of The Rose “, Jalasutra , 1999
3.Loewe , Shaughnessy , “The Cambridge History of Ancient China : From The Origins Of Civilization To 221 BC” , 1999
4.Liu Xinru , “The Silk Road In The World History” , Oxford University Press , 2010
5.Christopher Beckwith , “Empires Of The Silk Road : A History Of Central Eurasia From The Bronze Age To The Present” , Princeton University Press , 2009
6.James Olson , “An Ethnohistorical Dictionary Of China “ , Greenwood Press , 1988
7. http://depts.washington.edu
[1] Jorge Luis Borges adalah seorang penulisan dan esayis terkemuka dunia asal Argentina
[2] Haft , White , 1999 | Foucault , 1970
[3] The Cambridge History Of Ancient China , p46
[4] Olson , p96
[5] Beckwith , p36
[6] Liu Xinru , p11
[7] ibid
[8] ibid , p23 |
[9] ibid , p30 | Schmidt-Colinet, Stauffer and Al-As’ad, Die Textilien aus Palmyra, K240.
[10] Olson , Op.Cit , p41
[11] http://depts.washington.edu