Budaya-Tionghoa.Net | Menjadi pertanyaan kenapa Macao atau Macau tidak dilahap oleh Jepang dalam perang Dunia II atau Perang Pasifik. Kekuatan Jepang begitu superior sebelum mencapai titik baliknya. Sebelumnya , Otoritas Macao memang melakukan modernisasi pertahanan untuk menyambut perubahan yang tidak terduga di awal abad 20 dimana dunia sedang mencari tatanan yang baru.Ancaman terbesar bukan datang dari Tiongkok yang memang berbatasan langsung dan telah terikat perjanjian di masa Dinasti Qing.
|
Ancaman terbesar justru datang dari Jepang. Jepang memperlihatkan perkembangan pesat sejak dua kemenangan besar dalam Sino-Japanese War I dan Russo-Japanese War. Pada saat Jepang mulai menyerbu Tiongkok dan menandai bermulanya Sino-Japanese War II yang mendahului Perang Dunia II (1939) dan Perang Pasifik (1941) , Otoritas Macau berharap mengambil keuntungan dengan berusaha menambah wilayah dengan menempatkan pasukannya di Dom Joao dan Motanha Island di tahun 1938. Dengan harapan setelah berakhirnya perang , wilayah itu mapan dalam genggaman Portugal.
Setelah menghantam Pearl Harbor yang menandai Perang Pasifik dan keterlibatan Amerika Serikat dalam kancah Perang Dunia II , dengan mudah Jepang menguasai Asia Tenggara dari Hong Kong , Filipina , Singapura , Malaysia , Hindia-Belanda dan rangkaian-rangkaian pulau kecil di Samudera Pasifik. Bahkan kapal induk kebanggaan Inggris seperti HMS Repulse dan HMS Prince of Wales ditenggelamkan oleh Jepang. Major Frank Hough dalam “The Island War” menyebutkan bahwa pasukan sekutu merosot moralnya sampai ketitik nadir. Jika Inggris dan Amerika Serikat saja tunggang langgang dalam babak awal Perang Pasifik , apalagi kekuatan Portugal . Jelas posisi Portugal tidak dalam posisi bisa menantang Jepang pada saat itu.
MACAU DALAM PERANG DUNIA II
Inggris tidak kuasa mempertahankan Hong Kong dan akhirnya Hong Kong jatuh di bulan Desember 1941. Dampak yang dirasakan bagi Macau adalah arus pengungsi yang berdatangan , bukan saja dari mainland tapi juga dari Hong Kong , baik orang Inggris , Tionghoa maupun Portugis yang berada di Hong Kong mengungsi ke Macau .
Diantara kaum pengungsi terdapat sejumlah nama seperti Fan Changjiang , Liang Shumin , Xia Yan , Jin Shan , Liang Zhonghua yang berusaha kembali ke Tiongkok via Macao. Macao juga menyediakan bantuan medis bagai pasukan PKT dan juga tentara Nasionalis. Di Macau juga ada perwakilan dari pemerintahan Nasionalis dan pemerintahan boneka , Wang Jingwei.
Macao bebas dari kancah peperangan karena berbagai faktor. Faktor pertama , Jepang menghormati posisi Portugal yang netral dalam Perang Dunia II. Faktor kedua , Portugal dibawah rejim pemerintahan otoriter Salazar dan Nuovo mempunyai kesamaan pandangan dengan Jerman , Italia dan Jepang — tetapi Portugal menolak undangan dari Italia untuk bergabung dalam Anti Commintern Pact yang merupakan aliansi antara Italia , Jepang dan Jerman .
Faktor ketiga , Jepang diperingati lebih awal mengenai konsekuensi terburuk bagi imigran Jepang di Brazilia [Yufan Hao, Jianwei Wang – 2010] . Seperti diketahui , Brazil adalah negara dengan diaspora Jepang terbesar . Disisi lain Brazil juga punya ikatan historis dengan Portugal[1] , walau dalam kebijakan kedua negara itu berjalan masing-masing.[2][3] Sikap agresif Jepang terhadap Macau dapat mengundang aksi dari keturunan Portugis di Brazil terhadap keturunan Jepang di Brazil.
Macao memang aman dari kancah peperangan tetapi pengungsi yang berjumlah sekitar 40 ribu jiwa ini menghadapi permasalahan terisolasinya Macao dari dunia luar , bahkan dari Lisbon. Macao tidak terancam oleh deru peperangan tapi menghadapi masalah persediaan makanan dan sanitasi. Dalam musim dingin 1942 , ribuan penduduk Macao meninggal dan dimakamkan di utara Taipa.
Walaupun Jepang tidak berniat menduduki Macau secara formal , Jepang berusaha mendikte kemauan mereka terhadap otoritas Macau. Dibulan Agustus 1943 , Jepang menangkap kapal kargo Inggris , “The Sian” , dilepas pantai Macau , dan puluhan kru tewas dalam insiden ini.
Setelah insiden itu , Jepang memaksa kehadiran seorang “penasehat” Jepang di otoritas Macau. Selain itu mendesak otoritas Macau untuk memindahkan pasukannya dari Lapa dan Motanha.
[Foto Ilustrasi : Wiki Media , ” Peta Macau termasuk Macau , Pulau Taipa , Coloane , Lapa , Dom Joao , Motanha “, 1912 , Public Domain”]
Di tahun 1945 , peperangan global menjelang memasuki babak akhir . Pihak Amerika Serikat yang melihat otoritas Macau menjual bahan bakar untuk pesawat terbang kepada pihak Jepang — kemudian memutuskan untuk membom Dona Maria II . Pemerintah Portugal mengajukan protes untuk insiden itu dan baru dibayar ganti ruginya di tahun 1950 oleh Amerika Serikat dengan nilai sekitar 20 juta USD.
Walau Macau luput dari peperangan global , ini bukan happy ending bagi Portugal . Pasca Perang Dunia II , satu persatu wilayah Portugal di kawasan Asia dan Afrika lepas dari genggaman. Seperti Goa yang dianeksasi oleh India di tahun 60an . Begitu juga dengan negara-negara Afrika yang meraih kemerdekaannya dari Portugal. Di Asia Tenggara , Timor-Timur yang di-intervensi oleh Indonesia. Di tahun 1999 , Macau mengalami pengalihan kedaulatan ke tangan Republik Rakyat Tiongkok .
MEMENTO MORI
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
[1] Brazilia merupakan koloni terbesar Portugal . Pada masa kejayaan Napoleon berkuasa di hampir seluruh Eropa , delegasi kerajaan Portugal mengungsi ke Brazilia. Dom Pedro I kemudian meletakkan basis kemerdekaan dan kekaisaran bagi Brazilia yang dimasa berikutnya akan menjadi bibit perpisahan antara Brazil dan Portugal. Anak Dom Pedro I yaitu Dom Pedro II akan berkuasa selama lebih dari setengah abad sekaligus menjadi kaisar terakhir dari Kekaisaran Brazilia . Kekaisaran Brazilia terguncang oleh kaum Republikan dan gerakan abolisi yang parallel juga dengan gerakan abolisi budak di Amerika Serikat yang berakhir dengan Perang Saudara di Amerika Serikat.
[2] Portugal terikat dengan perjanjian dengan Inggris yang berusia lebih dari enam abad . Karenanya Portugal senantiasa berdamai dengan Inggris . Lain dengan Brazilia yang sempat bersitegang dengan Inggris.
[3] Brazilia dan Portugal pada mulanya netral dalam Perang Dunia II. Menjelang akhir perang , Brazilia melakukan profit taking dengan turut terlibat di pihak sekutu dengan mengirimkan kontingen ke Eropa.