foto ilustrasi : roots.gov.sg
Budaya-Tionghoa.Net | Dinasti Zhou memanfaatkan jasa para shaman untuk melakukan upacara keagamaan bagi mereka. Lambat laun makna dari upacara keagamaan tersebut menjadi tidak dikenal lagi, sehingga upacara tersebut merosot menjadi semacam rutinitas belaka, sehingga akhirnya upacara- upacara semacam itu tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat pada jaman itu. Akhir dari upacara-upacara yang diorganisasi perusahaan, terjadi pada masa Dinasti Han, di mana kaisar memutuskan untuk menganut Taoisme, dengan mendirikan altar pada tahun 150 M guna menghormati Laozi. Posisi para shaman penyelenggaran upacara ritual kerajaan digantikan oleh para fangshi.
Read more: Zhang Daoling (34-156M)Demikianlah tiga prasyarat untuk menjadikan Tao suatu agama tersedia sudah: kelas kaum pendeta, sistim pemujaan, dan dukungan kerajaan. Pada masa inilah Zhang Daoling 张道陵 tampil ke panggung sejarah. Pada mulanya Zhang Daoling mempelajari kitab-kitab klasik Konfusius, namun kemudian ia beralih pada Ajaran-ajaran Laozi serta ilmu memperpanjang umur. Zhang Daoling kemudian berpindah ke Propinsi Shu (Yunnan sekarang), yang pada masa itu merupakan daerah terpencil serta bergunung-gunung. Daerah tersebut didiami oleh suku- suku yang mempraktekkan kepercayaan shamanistik kuno.
Bagi orang yang tinggal di desa-desa terpencil, roh-roh adalah merupakan sesuatu yang nyata dan ilmu gaib adalah pusat dari kehidupan mereka. Zhang Daoling menyatakan bahwa ia menerima ajaran dari Laozi sendiri, yang juga memberikannya kekuatan untuk menyembuhkan penyakit serta menaklukkan roh-roh jahat.[1]
Dengan menggunakan air yang telah dibubuhi abu hasil pembakaran jimat, Zhang berhasil mendapatkan banyak pengikut. Jimat tersebut adalah sehelai kertas kuning yang ditulisi simbol-simbol tertentu dengan warna merah. Kebanyakan simbol- simbol tersebut merupakan sarana untuk memanggil roh-roh atau makhluk suci. Zhang Daoling menciptakan suatu agama yang berpusat di sekeliling dirinya sendiri, ia memberikan gelar Laozi sebagai Taishang Laojun (Penguasa Agung nan Tinggi).[2]
Pada masa pemerintahan Sundi (126-144) , Zhang Daoling (張道陵) mendirikan aliran Lima Gantang Beras (五斗米道)[3] dan menyatakan bahwa Laozi adalah pendiri agama Dao dan disebut Taishang Laojun (太上老君).[4] Hal ini termaktub dalam kitab Taipingjing (太平經 atau Kitab Kedamaian Agung).
Taiping jing 太平经 adalah suatu kitab penting bagi Taoism yang isinya antara lain adalah masalah Taiping atau kedamaian yang agung. Kita perlu ketahui bahwa Taoism awal adalah suatu bentuk protes terhadap kondisi sosial masyarakat Tiongkok pada masa itu, seperti yang dikumandangkan oleh Zhang Jiao 张角 dengan Taiping Dao 太平道 dan Zhang Daoling 张道陵. Dalam masyarakat yang ditopang oleh pertanian seperti di Tiongkok, yang sering mendapat tekanan baik politik, ekonomi maupun sosial adalah kelas petani. Kondisi seperti itu mengakibatkan banyaknya pergerakan perlawanan kondisi sosial baik secara damai maupun dengan kekerasan, dimana di Tiongkok yang sering disebut pemberontakan atau perlawan para petani disebut qiyi 起义 atau bangkit menuntut keadilan.[5]
Sebagai pendiri Daoisme, umat Daois menganggap bahwa Taishang Laojun pernah menjadi guru pembimbing dan mengajarkan Dao pada para kaisar purba, seperti Shennong (神农), Fuxi (伏羲) , Huangdi (黄帝), Diku (帝喾), Yao (尧), dan Shun (舜). Sebagai contoh, pada masa pemerintahan kaisar Shennong, Beliau menjelma menjadi Jiuling Laozi; menjadi Yuhuazi pada masa pemerintahan Fuxi; menjadi Guang Chengzi pada masa pemerintahan Huangdi;[6] menjadi Zhen Xingzi pada masa pemerintahan Yu; dan menjadi Wenyi Xiansheng semasa Wenwang dari dinasti Zhou. Dengan demikian, Laozi diyakini telah menjadi guru bagi para penguasa semenjak zaman kaisar purba hingga awal dinasti Zhou. Dalam banyak hal Taishang Laojun dianggap sebagai tokoh yang merupakan bagian Sanqing (Tiga Kemurnian). Kemudian terdapat kitab yang berjudul Taishang Laojun Qingjingjing (太上老君清净經 atau Kitab Kemurnian dan Keheningan Taishang Laojun), yang dianggap intisari pemahaman Dao. Bahkan kitab ini dapat disetarakan dengan Sutra Hati (心經) dalam Buddhisme.[7]
Namun, hal terpenting di atas semua itu adalah agama baru ini dapat memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat. Zhang Daoling dan pengikutnya menciptakan suatu sistim keagamaan lengkap dengan kaum pendeta, kitab suci, upacara ritual, dan ilmu gaibnya. Mereka memerintah bagaikan paus atas sistim keagamaan baru tersebut. Kitab yang muncul pada masa itu adalah Taipingjing (Kitab Perdamaian dan Keseimbangan), yang membahas berbagai hal, seperti penciptaan dunia, pentingnya upacara ritual, aturan moralitas, pahala- pahala, hukuman, serta ilmu menambah kesehatan dan umur panjang.
Dinasti Han runtuh pada tahun 220 dan terpecah menjadi tiga negara, yakni Wei, Wu, dan Shu. Organisasi keagamaan yang kini dipimpin Zhang Lu, cucu dari Zhang Daoling menerima pengakuan dari Kerajaan Wei sebagai Zhengyi Mengwei (Aliran Ortodoks Utama) dari Taoisme. Pada masa selanjutnya aliran tersebut juga disebut dengan Tianshi Dao (Aliran Para Guru Kedewaan).
Pada masa Kerajaan Wei inilah timbul kitab yang berjudul Taishanglingbaowufujing (Kitab Pewahyuan Tertinggi Lima Jimat dari Roh Suci). Ini merupakan kitab pertama dari kumpulan kitab- kitab “Lingbao” (Roh Suci). Di dalam kitab ini dapat dijumpai mengenai jimat untuk melindungi serta memanggil roh-roh suci, penggambaran kosmologi alam kedewaan, teknik meditasi, serta resep- resep untuk meramu obat menuju keabadian.
[1] http://web.budaya-tionghoa.net/religi-filosofi/taoism-taoisme-/78-sejarah-perkembangan-dan-seluk-beluk-agama-tao-
[2] http://web.budaya-tionghoa.net/religi-filosofi/taoism-taoisme-/78-sejarah-perkembangan-dan-seluk-beluk-agama-tao-
[3] Gerakan keagamaan ini disebut dengan “Jalan Lima Gantang Beras,” karena orang yang ingin bergabung diharuskan membayar sumbangan sejumlah lima gantang beras.
[4] Zhang Daoling dan keturunannya kemudian menjadi pemimpin gerakan keagamaan tersebut. Oleh karena Zhang Daolinglah Taoisme menjadi suatu agama. Pujaan utamanya adalah Laozi yang dipandang sebagai pendiri Taoisme dan disebut TaiShang LaoJun. Zhang Daoling dan keturunannya menyebut diri mereka sebagai “Guru- guru kedewaan” (dianshi) dan menjadi perantara antara para dewa dan umat awam.
[5] http://web.budaya-tionghoa.net/religi-filosofi/taoism-taoisme-/347-taiping-jing-
[6] Zhang DaoLing juga memasukkan Huangdi sebagai pendiri Taoism. Dan konon TaiShang LaoJun menjelma menjadi Guang ChengZi dan mengajarkan Taoism kepada HuangDi. Yang mana ketika konsep San Qing lahir , maka YuanSe TianZun itu menjelma menjadi Pan Gu.
[7] http://web.budaya-tionghoa.net/religi-filosofi/taoism-taoisme-/188-riwayat-lao-zi