Budaya-Tionghoa.Net | Ang Kang Hoo (Ang Kang Hio) dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1936. Di pertengahan tahun 1950an , Ang ikut terjun ke perdagangan tekstil bersama pamannya , Ang Kok Ha atau Hadi Budiman di kawasan Kota , Jakarta.
|
Selain tekstil , Ang Kok Ha mendirikan PT Istana Mobil Raya (Imora) , toko dan bengkel untuk perbaikan kendaraan . Sang paman , Ang Kok Ha mulai mengimpor mobil produksi luar negri , mulai dari produk Italia seperti Fiat , kemudian Holden (1963) , Nissan (1965) dan akhirnya beralih ke Honda (1968). Pada masa ini , Ang Kang Hoo duduk diposisi General Manager. Dibawah kepemimpinannya penjualan Honda berkembang pesat diiringi perkembangan cabang-cabang diseluruh Indonesia. Di tahun 1975 , berdiri PT Prospek Motor sebagai perusahaan perakit mobil Honda.
Ang Kang Hoo, menekankan mutu agar produknya dapat bertahan ditengah lemahnya pasar , terutama di dekade 80an. Itu sebabnya ditengah kelesuan pasar , produksi Honda tetap stabil dengan 38 mobil perhari. Selain itu kontrol kualitas lebih terjaga. Honda juga menentukan trend pasar dalam segi warna dan cat yang menggunakan bahan khusus. (Tempo , 3 Agustus 1985)
Di tahun yang sama , Honda Motor Co. , menanamkan modal di Indonesia untuk mendirikan pabrik mesin mobil sedan dimana beberapa komponen juga diproduksi. Ang Kang Hoo kepada Tempo pada waktu itu mengatakan bahwa “tahap demi tahap ke arah full manufacturing harus dimulai jika tidak mau ketinggalan kereta api. (Tempo , 23 November 1985). Pabrik mesin Honda ini merupakan joint venture antara Honda Motor (55%) , Kanematsu (15%) dan Prospek Motor (30%) dimana agen tunggal adalah PT Imora Motor yang menjual Honda atas perjanjian lisensi. Pada saat itu , produk sedan Honda menguasai pasaran padahal saat itu penjualan mobil sedang lesu . Ang Kang Hoo berpendapat bahwa pengaruh resesi jangan dipusingkan , yang dilihat adalah kesempatan jangka panjang.
Ang Kang Hoo kerap memberikan motivasi dalam jaringan distribusi. Seperti saat sebuah dealer Honda di Solo patah semangat karena kerusuhan yang melanda kota Solo , Ang memberikan semangat kepada agen tunggalnya di Solo untuk bangkit kembali dan bahkan memberi bantuan berupa kiriman mobil termasuk kendaraan operasional (Swa , 08 Januari 2009)
Ang Kang Hoo meninggal dunia pada tanggal 20 April 2011. Ang meninggalkan istri , Lioe Shet Fen , dan enam anak (Ang Hoey Ie , Ang Kok Bin , Ang Hoey Tiong , Ang Hoey Loe , Ang Hoey Wie) dan satu anak angkat (Tin Kok Sioe) , berserta segenap cucu.
HZW , 10 Juni 2012
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa