Budaya-Tionghoa.Net| Pendirian dinasti Xia berkaitan dengan figur Yu atau Da Yu yang menghadapi banjir besar. Ayah Yu , yaitu Gun sebelumnya mengatasi permasalahan banjir dengan cara membangun tanggul untuk menahan laju air dan gagal . Sementara Yu memakai solusi seperti membuka saluran drainase dan mengontrol air untuk mengalir ke laut. Solusi Yu berhasil dan rakyat sangat berterimakasih kepada Yu. Rasa hormat dari rakyat itu terus berlanjut sampai ke anaknya Yu , yaitu Qi. [Chang Kwang Chih , Cambridge , p71]
|
Sejarah tradisional Tiongkok memperlakukan Yu secara berbeda dengan pahlawan-pahlawan kultural sebelumnya. Bagian pertama Shiji berkaitan dengan Lima Kaisar atau Wudi dari Huangdi sampai ke Shun. Sedangkan bagian kedua berkaitan dengan figur Yu yang berjudul Xia Benji (Basic Annals of Xia) . Yu dan keturunannya diperlakukan sama , otoritas yang sama dan status yang sama dengan penguasa dinasti Shang (Yin) dan dinasti Zhou. Dengan kata lain , Xia diperlakukan sebagai dinasti. Yu dilanjutkan dengan anaknya , Qi . Ini merupakan basis awal peralihan kekuasaan berbasis heredity atau keturunan.
Wilayah Xia melingkupi wilayah yang terbatas setara dengan provinsi modern Tiongkok. Jadi pada saat itu Xia bukan satu-satunya kerajaan pada masa itu. Yu dikatakan memanggil rekan-rekan sejamannya ke Tushan , kampung halaman istrinya. Mereka berkumpul dan datang dari 10 ribu negara (wanguo) [Gu Zuyu , 1936 , p9]. Dalam Shiji , digambarkan genealogy Xia , ibukota , peristiwa politik penting dan isu-isu lain yang berkaitan dengan “dinasti” dan sejarahnya. Tidak ada bagian lain yang menggambarkan negara lain yang sejaman dengan Xia.
Ini berarti dinasti Xia dianggap sebagai yang terutama dalam sejarah Tiongkok dan seperti pada umumnya yang ada dibenak kalangan Tionghua yang berpendidikan dan menerima pendidikan cukup tentang sejarah Tiongkok. Hal ini berubah sejak tahun 1920 dengan terbentuknya aliran keraguan klasik yang dipimpin oleh Gu Jiegang dan Qian Xuantong. [Gue Jie Gang , 1926] Target utama keraguan ini adalah Yu , sang pendiri dinasti Xia. Disisi lain , sejak genealogy Shang yang terdapat dalam Shiji divalidasi oleh penemuan oracle-bone inscriptions , kelompok lain menerima genealogy Xia.
Sima Qian memilih Xia sendiri diantara 10 ribu negara (wanguo) sebagai dinasti pertama di Tiongkok menunjukkan bukti dari kehebatan penilaiannya. Keberadaan Xia ditopang oleh penemuan arkeologis terbaru berkaitan dengan situs Erlitou sejak tahun 1959. Budaya Erlitou tersebar di sekitar selatan Shanxi dan barat-laut Henan yang masanya diperkirakan dari 1900-1350 SM , yang sejaman dengan dinasti Xia menurut teks klasik. [Xu Xusheng , 1959 , p592-600] Sima Qian memilih Xia diantara negara-negara yang sejaman , kemungkinan karena dimasa awal abad perunggu di Tiongkok (Xia-Shang-Zhou) , dinasti Xia yang paling terdepan. Jika budaya Erlitou dapat diidentifikasi dengan budaya Xia , maka perkiraan ini benar.
Budaya Erlitou dan Budaya Xia
Budaya Erlitou (circa 1900-1500 SM) menjadi perhatian sejak penemuan situs di Yanshi , kawasan barat Henan ditahun 1959 oleh Xu Xunsheng . Sejak itu penggalian Erlitou bermula dan menghasilkan berbagai penemuan seperti pondasi istana , teknologi perunggu , sistem pemakaman berdasarkan strata sosial , objek ritual berbahan perunggu dan batu giok , artefak keramik.
Di tahun 2003 para arkeolog menemukan bangunan skala besar di reruntuhan Erlitou , provinsi Henan. Penemuan ini menambah sengit diskusi tentang pembagian masa antara dinasti Xia dan dinasti Shang. Reruntuhan Erlitou ditemukan oleh para peneliti Tionghua sesuai bidang penelitian budaya Xia. Dalam masa 40 tahun mereka telah memperoleh berbagai relik dan referensi . Akibatnya , reruntuhan Erlitou dikonfirmasi sebagai ibukota yang eksis diantara masa dinasti Xia dan Shang.Pertanyaannya adalah apakah ini ibukota dinasti Xia atau ibukota dinasti Shang , Xibo. Kontroversi muncul apakah budaya Erlitou itu merupakan budaya Xia dimasa awal atau dinasti Shang.
Dari hasil penelitian situs Erlitou didapatkan berbagai informasi seperti tata letak atau layout , proses evolusi , kultur , kehidupan sosial , struktur organisasi dari ibukota tersebut. Solusi akhir dari misteri Erlitou ini masih tergantung perkembangan penggalian , penelitian dan penyelidikan selanjutnya. Dengan demikian , dapat dipahami tentang sumber dari budaya Tionghua , peradaban awal Tiongkok dan pembentukan negara , menurut Dr Xu Hong seperti yang dikutip dari People Daily.
Istana ini terletak disitus no 2 reruntuhan Erlitou dan merupakan pondasi dari kompleks istana skala besar. Menurut Xu Hong , situs no 3 seharusnya dari masa awal periode Erlitou , dengan struktur sepanjang 150 meter dengan tiga courtyard. Sebelum penemuan ini , para arkeolog percaya bahwa situs no 1 dan no 2 yang merupakan istana yang lebih awal dan berskala besar. Dengan penggalian situs no 3 , kesimpulan ini berubah.
Reruntuhan Erlitou diperkirakan berusia 3850-3550 tahun yang lalu , ditemukan pada tahun 1959. Di tahun 1978 , para arkeolog telah melihat bangunan skala besar di situs no 2. Setelah itu tim arkeolog Erlitou memfokuskan kerja lapangan pada bangunan awal dan hubungannya dengan bangunan yang lain. Sejak musim gugur 2001 , lebih dari 3000 meter persegi telah digali. Hasilnya adalah penemuan yang lebih kompleks di situs no 3 dan no 5 yang berdampingan , satu di timur dan satu di barat. Selain itu ada struktur drainase berbahan kayu sepanjang 100 meter. Ditengah dan di arah selatan courtyard situs no3 , para arkeolog telah menemukan barisan makam berukuran sedang dan jejak peti mati masih dapat dilihat. Tempat pemakaman ini didalamnya berisi perunggu , batu giok , lacquer , keramik berwarna putih , keramik yang dikilapkan dan artefak yang terbuat dari kerang. Ornamen batu giok berbentuk seperti kepala burung dan ornamen-ornamen yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kawasan barat provinsi Henan merupakan pusat aktivitas dinasti Xia. Di tahun 1959 , sejarahwan Xu Xusheng menemukan reruntuhan besar Erlitou di Yanshi , kawasan barat provinsi Henan. Setelah itu para arkeolog dari masa ke masa telah melakukan 40 penggalian. Penelitian ini membuktikan bahwa masyarakat Erlitou merupakan masyarakat terbesar di Tiongkok dan juga di Asia Timur di masa itu , ditambah lagi penemuan bangunan istana , penemuan teknologi awal perunggu . Ini adalah ibukota paling awal yang dapat dikonfirmasi. Dr Xu Hong , kepala dari tim arkelog Erlitou dibawah Chinese Academy of Social Sciences , menekankan pentingnya penemuan ini secara akademis untuk lebih memahami awal pembentukan kota dan bentuk awal dari negara.
Dalam istana tersebut , terdapat tiga jalan . Jalanan yang terletak di timur sepanjang 700 meter , di utara dan selatan sepanjang 300 meter. Masing-masing jalanan ini berjarak 400 meter. Jarak terjauh antara timur dan barat sepanjang 2.4 km dan dari utara keselatan sepanjang 1.9 km . Bagian utara rusak oleh sungai Luohe dan hanya tersisa area 3 km persegi. Bagian terpenting adalah arah tenggara dimana makam dan teknologi perunggu ditemukan. Bagian barat merupakan yang terendah dan kawasan hunian. Di ujung timur terdapat sebuah parit memanjang 500 meter.
Erlitou merupakan sebuah pemukiman di utara sungai Luohe , provinsi Henan dan ternyata merupakan ibukota dinasti Xia (circa 1900-1600 SM) dan menjadi saksi bisu masa kejayaan dinasti Xia dan peralihannya ke dinasti Shang. Di abad 20 penemuan jiaguwen dan penggalian reruntuhan Yin di Anyang membuktikan eksistensi dinasti Shang. Hal ini mendorong para peneliti Tiongkok untuk menelusuri bukti dari dinasti yang lebih awal dari Shang , yaitu dinasti Xia dengan mencari berbagai relik yang relevan. Sejak penemuan reruntuhan Erlitou oleh Xu Xusheng di tahun 1959 , arkeolog Tiongkok memasuki tahapan baru dalam eksplorasi budaya Xia. Bangunan awal dari kota Shang di Yanshi telah dikonfirmasi sebagai batas antara dinasti Shang dan dinasti Xia .
Di tahun-tahun terakhir semakin banyak pihak yang menerima budaya Erlitou sebagai budaya Xia , dengan kata lain istana yang ditemukan di situs Erlitou sebagai istana dinasti Xia (Gao Wei et al , 1998). Lebih dari 200 situs mengandung material Erlitou dan terkonsentrasi di Henan dan Shanxi [Liu , L. et al , 2002-4 ; National Bureau , 1991 ; Shanxi Team , 1989]. Beberapa tersebar di kawasan timur Shanxi [National Bureau , 1999 ; Zhang Tian’en , 1998 , 2000] dan Hubei [Huangshi Museum , 1984 ; Hubei Institute , 2001] termasuk Erlitou sebagai pusat dengan luas kawasan 300 hektar . Dua pusat minor yaitu Shaochai (60 ha) dan Fucun (40 ha). Sebelas desa berukuran besar seluas 25 sampai 15 ha dan banyak desa berukuran kecil seluas 13 hektar kebawah.[Liu,L., 2004 , p226]
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa | Mailing-List Budaya Tionghua
Li, Jinhui , (2003). “Stunning Capital of Xia Dynasty Unearthed”. People Daily
Liu , Li., (2004) , “The Chinese Neolithic : Trajectories to Early States” , Cambridge University Press
Louwe & Saughnessy , (1999) , “The Cambridge History of Ancient China : From The Origins of Civilization to 221 SM” , Cambridge University Press PHOTO CREDIT : Description English: Bronze Jue (wine-drinking vessel) Attributed to the real or mythical Xia Dynasty (2100-1600 B.C.). Erlitou culture, unearthed at Erlitou, Yanshi, Henan Province, 1984, Date 25 October 2007 Author Editor at Large , Wikimedia , Permission (Reusing this file) Creative Commons attribution share alike This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.5 Generic license.