Budaya-Tionghoa.Net | Mengapa saya tertarik dengan buku ini? Buku ini meriwayatkan mengenai gerakan keagamaan di Jepang pascaPerang Dunia II.
|
Pendirinya adalah seorang wanita bernama Mrs. Sayo Kitamura, yang dikenal oleh para pengikutnya sebagai “Ogamisama” atau “The Great God.”
Sebutan itu dikarenakan para pengikutnya yakin bahwa Mrs. Sayo Kitamura merupakan juru selamat yang dikirim Tuhan pada mereka demi melampaui zaman yang kacau.
Jika menilik khotbah-khotbahnya, maka ajarannya merupakan campuran antara Buddhisme dan Kekristenan. Unsur Buddhisme nampak bahwa sebelum berkhotbah, ia selalu mengucapkan “Nam Myoho Rengekyo terlebih dahulu.”
Sedangkan unsur Kekristenan nampak dari sebutan Kerajaan Tuhan (Kingdom of God) yang dipergunakannya. Ajaran sekte ini adalah penegakan Kerajaan Tuhan di dunia.
Secara umum ini adalah buku menarik bagi yang ingin mengetahui gerakan mesianistik di Jepang. Nampaknya terdapat pula suatu semangat anti perang, sebagaimana yang nampak pada nyanyian suci sekte ini sebagai berikut:
No More will Japan need Manchuria,
Korea, Saghalin, or Formosa.
Provided Japan Proper is retained.
Satisfied should be the Japanese. (halaman 33).
Barangkali buku ini dapat menjadi studi perbandingan dengan gerakan mesianistik yang senada di Tiongkok.
IVAN TANIPUTERA , 10150939345062436
Budaya-Tionghoa.Net | Facebook Group Budaya Tionghoa