Budaya-Tionghoa.Net| Suatu kali seekor serigala ditangkap dan hendak dimangsa oleh harimau. Serigala yang cerdik lantas mengatakan pada harimau bahwa dirinya telah dipilih oleh para dewa agar menjadi raja atas seluruh binatang buas.
|
Pada mulanya, harimau tidak percaya. Oleh karenanya, serigala mengajak harimau berkeliling bersama, dan memang benar para hewan melarikan diri saat melihat mereka.
Serigala mengatakan bahwa itulah bukti kebenaran perkataannya, dimana para hewan tersebut ketakutan saat menyaksikan dirinya. Harimau mempercayai hal itu dan tak menyadari bahwa sebenarnya hewan-hewan itu bukan takut pada serigala melainkan pada dirinya.
Kisah ini diriwayatkan oleh Jiang Yi saat menjawab pertanyaan Raja Xuan dari Chu (368-321 SM), mengenai arti penting seorang raja yang memimpin sebagai komandan pasukannya (Zhan Quo Ce)
(Sumber: An Anthology of Chinese Humour, halaman 21).
Kita menyaksikan bahwa harimau meskipun kuat dan perkasa namun kalah oleh kecerdikan serigala. Inilah “kejenakaan” yang hendak diangkat.Namun sesungguhnya anekdot ini adalah mengenai memimpin pasukan. Barangkali keseganan musuh bukan terletak pada sosok rajanya, melainkan pasukan yang dipimpinnya.
Setelah menelaah masing-masing humor dan anekdot di atas kita menyadari bahwa suatu humor dan anekdot hendaknya tidak diambil “kejenakaan”nya saja, melainkan juga makna yang terkandung di dalamnya. Agar dapat memahami makna tersebut, kita perlu mempelajari pula sejarah dan latar belakangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yin, Tao. An Anthology of Chinese Humour, Asiapac Books, Singapore, 1987.
Ivan Taniputera
12 Juni 2012