Photo: Facebook Group Budaya Tionghoa
Budaya-Tionghoa.Net | Saya memcoba menganalisa mengapa demikian. Setelah mengingat pengalaman saya mengunjungi beberapa kelenteng, memang sangat sedikit orang yang mengambil ciamsie. Dalam beberapa kali kunjungan, jarang terdengar suara orang menjatuhkan pua pwee. Taruh saja hanya 1 persen orang yang mengunjungi kelenteng mengambil ciamsie, maka di antara seratus orang hanya 1 saja yang hendak mengambil ciamsie. Lalu saya mencoba menganalisa dengan hukum peluang.
|
Saya memcoba menganalisa mengapa demikian. Setelah mengingat pengalaman saya mengunjungi beberapa kelenteng, memang sangat sedikit orang yang mengambil ciamsie. Dalam beberapa kali kunjungan, jarang terdengar suara orang menjatuhkan pua pwee. Taruh saja hanya 1 persen orang yang mengunjungi kelenteng mengambil ciamsie, maka di antara seratus orang hanya 1 saja yang hendak mengambil ciamsie. Lalu saya mencoba menganalisa dengan hukum peluang.
Bilah pua pwee itu ada dua, sebut saja bilah A dan B. Jika bilah A menghadap atas dan bilah B menghadap atas, maka tidak pua pwee (pengambilan ciamsie tidak dapat diteruskan). Jika bilah A menghadap bawah dan bilah B menghadap bawah, maka juga tidak pua pwee. Jadi menurut hukum peluang pua pwee itu peluangnya adalah 1/2 atau 50 persen, dalam sekali lemparan. Biasanya ada orang yang memakai metoda bahwa jika 3 kali lemparan semuanya pua pwee, maka dewa memberikannya izin menarik ciamsie. Berapakah peluangnya 3 kali pua pwe? Jawabnya adalah 1/2 x 1/2 x 1/2 atau 1/8 kali, sehingga peluangnya menjadi lebih kecil lagi.
Lalu orang akan mengocok bilah2 ciamsie, dan setelah keluar lalu dipua-pwee lagi. Peluangnya akan menjadi 1/2 x 1/2 x 1/2 x 1/2 atau 1/16 kali. Jika tidak berhasil, maka ia akan mengocok kembali bilah-bilahnya. Lalu dipua pwee lagi. Jadi pada tahapan ini peluangnya sudah menjadi 1/32 kali. Orang biasanya akan mencoba sekali lagi sampai ketiga kalinya. Inipun peluang berhasilnya adalah 1/64 kali.
Taruhlah pengunjung kelenteng di hari biasa adalah 200 orang, maka satu persennya adalah 2 orang. Di antara dua orang ini peluang berhasil memperoleh izin menarik ciamsie saja adalah 2 x 1/8 orang atau…1/4 orang. Itulah sebabnya ciamsie di kelenteng kebanyakan tetap nyaris penuh dan dipenuhi debu. Karena taruhlah dalam 4 hari baru ada satu orang yang ciamsie. Misalnya ciamsienya adalah 60 kemungkinan (metoda Kaci atau jiazi), masing-masing ciamsie disediakan kurang lebih 100 lembar, jadi ada 6000 lembar. Setahun ada 365 hari. Tiap empat hari sekali ada orang menarik, maka dalam setahun hanya ada 90 orang yang mengambil ciamsie. Itupun ada yang dikembalikan lagi.
Karenanya satu kotak ciamsie baru akan habis setelah 6000: 90 atau kurang lebih 67 tahun! Tidak mengherankan bahwa kotak ciamsie akan tetap penuh.
Ivan Taniputera (24 September 2012)
Budaya-Tionghoa.Net |Mailing-List Budaya Tionghua | Facebook Group Budaya Tionghoa