Budaya-Tionghoa.Net |Pada tahun 1945, empat orang etnis Tionghoa turut serta merancang UUD RI dan menjadi anggota Dokuritu Zunbi Tyoosa Kai atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan seorang menjadi anggota Dokuritu Zunbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Category: Esai & Opini
Notulensi Bedah Buku Putri Cina di Solo
Budaya-Tionghoa.Net |Sobat, ini ada notulensi bedah buku / novel “Putri Cina” yang ditulis oleh Sindunata di Solo tanggal 3 Mei yang lalu. Saya ingin mengajak teman-teman mendiskusikan isinya di milis ini. Terima kasih.
***
MC : Selamat pagi, sambil mengisi waktu kita akan memperkenalkan diri dan mengenalkan tokoh-tokoh yang datang. Pertama, seorang tokoh: Bang atau Pak Muchtar Pakpahan, tokoh buruh kelas internasional; Ada juga sesepuh dari Kong Hu Cu; Pak Joko dari Hoo Hap; Ada juga tokoh Baperki:
Proses Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967 (Artikel 1)
Proses Terjajahnya Kembali Indonesia Sejak Bulan November 1967
Kwik Kian Gie , Selasa, 19 Agustus 08
PENGANTAR
Boleh dikatakan bahwa secara menyeluruh, rakyat dan para pemimpin masyarakat berpendapat dan merasakan bahwa setelah 63 tahun merdeka, kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara kita mengalami kemerosotan yang parah.
Maka untuk bahan perenungan apakah demikian kondisinya, kami menyajikan kondisi dari 8 tonggak yang paling fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk ditanyakan kepada diri sendiri, apakah dalam 8 aspek terpenting ini, kita mengalami kemajuan atau kemerosotan?
8 tonggak tersebut adalah sebagai berikut.
Kitab Tiga Aksara
Budaya-Tionghoa.Net|Hidup sampai tua, belajar sampai tua tidak terbatas pada sekolah saja apakah sama dengan peribahasa bahasa latin yang berbunyi non scholae sed vitae discimus artinya adalah “Kita belajar untuk hidup bukan untuk sekolah”, ujar itu dikumandangkan oleh Seneca ( 3 BC-65 AD )[1].
Apakah membaca saja sudah cukup ? Apakah membaca terkait dengan pembelajaran ? Masih teringat walau tidak secara detail, pada waktu sekolah dasar dahulu pernah diajarkan bahwa manusia hidup sampai tua, belajar sampai tua. Untuk memudahkan para siswa mengerti tujuannya, digunakan cerita atau fabel ( 寓言) Jin Ping gong 晋平公[3] atau duke Jin Ping( ? – 557 BC ) yang sudah berumur 70 tahun dan masih bersemangat belajar. Duke Jin Ping pada usia 70 tahun awalnya ragu-ragu untuk belajar, tapi setelah berdiskusi dengan Shi Kuang师旷( 572-532 BC )[4], ia memutuskan untuk belajar lagi.Dan ini bukan hanya satu-satunya cerita yang diajarkan atau disampaikan dalam pendidikan sekolah, masih ada banyak lagi cerita-cerita seperti itu dan melibatkan tokoh-tokoh sejarah Tiongkok masa lampau.
2010.10.17 Seminar dan Talk Show “Apa Kata Mereka Tentang Tionghua”
Budaya-Tionghoa.Net | PENDAHULUAN : Etnis Tionghoa sudah datang dan berinteraksi dengan Nusantara sejak berabad-abad silam, bahkan dalam catatan sejarah dinasti Han, daerah Jawa disebut YeTiao Guo ; atau Javadvipa. Membuktikan bahwa hubungan ini sudah berlangsung ribuan tahun yang lampau. Dengan kedatangan yang bergelombang ini, tentunya ada interaksi antar budaya yang dibawa etnis Tionghoa dengan budaya setempat yang.