|
Pada umur 13 tahun, ia memutuskan untuk menjadi biksu bersama 2 saudaranya di Luo Yang. Namun karena saat itu ada kekacauan pergantian Dinasti Sui ke Dinasti Tang, maka mereka kemudian mengungsi ke Chang-an, lalu menuju ke Chengdu. Di Chengdu, ia mempelajari banyak pengetahuan mengenai agama Buddhis. Ia kemudian menyadari bahwa buku2 tentang agama Buddha sangat sedikit dan tak mencukupi bagi perkembangan agama Buddha di Tiongkok. Inilah yang menjadi motivasinya untuk belajar ke India dengan tujuan menerjemahkan seluruh ajaran agama Buddha ke dalam bahasa Han dan menyebarkannya di Tiongkok.
Pada tahun 627 M, sewaktu berumur 25 tahun, ia memulai perjalanannya ke Barat (India). Namun karena pada saat itu menurut peraturan kerajaan, orang yang mau keluar negeri menuju pedalaman Barat haruslah mendapat izin Kaisar, iapun meminta izin dari Kaisar, namun ditolak sampai dua kali. Ia memutuskan untuk pergi diam-diam, melalui Chang-an, sampai ke Chin Zhou, Lan Zhou, Liang Zhou. Sampai di Liang Zhou, ia mendengar berita bahwa Kaisar memerintahkan pengejaran dan penangkapannya. Saat ini, ia cuma dapat meneruskan perjalanan pada malam hari dan bersembunyi siang hari.
Kesulitan dalam perjalanan tidak menyebabkan ia surut dan mundur, ia meneruskan perjalanan melalui Gansu, Turkestan Timur (sekarang Xinjiang), Turkestan Barat (sekarang Kazakhstan) dan sampai ke India melalui Afghanistan. Ia mengambil jalan seperti ini untuk menghindari jalan bergunung2 ke Tibet dan pegunungan Himalaya. Ia belajar di sana selama 15 tahun (dalam beberapa versi sejarah mengatakan 17 tahun) sebagai pelajar asing dan menguasai 19 bahasa daerah di seluruh India. Setelah itu ia pulang ke Tiongkok dengan ribuan gulung kitab suci tentang agama Buddha dan catatannya mengenai ratusan kerajaan besar dan kecil yang dikunjunginya selama perjalanan tadi.
Ia kemudian menghabiskan puluhan tahun sampai akhir hayatnya untuk menerjemahkan 1300-an gulung kitab suci agama Buddha dari bahasa India ke dalam bahasa Han untuk dipelajari generasi mendatang. Tidak ada catatan tentang Injil ataupun Timur Tengah di sini. Saya pernah melihat ulasan National Geographic mengenai pendeta Tong yang mereka sebut sebagai “explorer””traveller” yang berjasa bagi catatan kebudayaan, geografi, arkeologi dan agama Buddha itu sendiri.
Rinto Jiang
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa