Budaya-Tionghoa.Net | Christian Bale akan menjadi aktor Holywood pertama yang membintangi film Chinese yang dibiayai oleh dana domestik. [Reuter] . Dalam film “The 13 Women of Nanjing” [Nanjing Heroes] , Bale akan berperan sebagai pahlawan yang menyelamatkan sekumpulan wanita yang dipaksa memasuki dunia prostitusi oleh tentara Jepang.
|
Film berbudget 90 juta USD dan menjadi film termahal yang pernah di produksi China ini akan mengambil tempat di Nanjing ,sesuai judul filmnya , dan juga tempat dimana peristiwa “Pembantaian Nanking” memang terjadi. Bale sebelumnya pernah “berurusan” dengan pasukan Jepang semasa menjadi bintang cilik dalam film yang disutradai Steven Spielberg , Empires of The Sun [1987].
Film ini juga merupakan kolaborasi antara Barat dan Timur . Menggunakan 40 persen dialog berbahasa Inggris dan 60 persen bahasa Mandarin dan dengan salah satu pemeran utama yang merupakan bintang asing seperti Christian Bale dan nama besar Zhang Yimou [Hero] menandakan film ini di produksi untuk pasar internasional. Film ini juga akan diperkuat oleh Graciela Mazon yang akan menangani kostum dan Joss Williams yang akan membantu dari segi efek visual.
Tiongkok tampaknya berambisi untuk memperluas pasar film mereka ke level internasional. New Pictures Film Co Ltd , perusahaan distributor dan produsen film , yang memiliki spealisasi dalam berinvestasi di film yang di garap Zhang Yimou , termasuk film “The 13 Women of Nanjing”, dikabarkan bahwa New Pictures mungkin akan membeli saham studio MGM Holywood yang mengalami kebangkrutan karena tidak mampu membayar hutang sebesar 4 miliar USD. Perusahaan ini juga sudah berinvestasi dalam film remake “Karate Kid” yang dibintangi Jackie Chan dan anak dari Will Smith.
Film “The 13 Women of Nanjing” [2011] berlatar belakang sejarah kelam “Nanjing Massacre” dan diangkat dari buku yang ditulis Yan Geling . Berkisah tentang 13 wanita yang hidup di Nanjing saat Sino-Japanese War II meletus. Tentara Jepang datang menyerbu kota Nanjing. Suasana kota kemudian menjadi kacau balau saat tentara Jepang melakukan beberapa kekejaman seperti pemerkosaan massal terhadap wanita Nanjing dan juga melakukan eksekusi terhadap tawanan perang.
Beberapa warga Barat , terutama jurnalis dan misionaris , yang masih bertahan di Nanjing kemudian memutuskan tetap tinggal di Nanjing menjadi sukarelawan.Jepang saat itu masih belum perang terbuka dengan kekuatan Barat , sehingga kondisi warga Barat di Tiongkok pada masa itu relative aman daripada warga Tiongkok.
23 April 2011
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghua
|