Budaya-Tionghoa.Net | Jika kita membaca buku-buku Kong Fu Zi dan kita hubungkan dengan politik pada jaman modern ini, dapat kita simpulkan tidak berkelebihan bahwa secara Insting Kong Fu Zi menurut saya adalah seorang demokrat; betapa tidak, Beliau mengatakan: “ All men are brothers” atau semua orang itu adalah saudara. Beliau juga mengatakan: ”secara alamiah semua orang adalah sama. Perbedaannya disebabkan karena pendidikan dan lingkungan dimana mereka dilahirkan atau dibesarkan”. Confucianisme juga mengatakan bahwa: ”apabila seorang raja salah urus dan rakyat tidak dapat makan, karena kemiskinan, maka mandat (Ming) yang diberikan oleh Thian (Tuhan), mandat itu harus diputuskan (Ke) dan Ke-ming dalam bahasa mandarin, juga sekarang berarti revolusi”. Karena kritik-kritik Kong Fu Zi yang berani, juga terhadap raja, maka tidak ada suatu raja yang mau memakai Beliau sebagai perdana menteri. Lebih baik mereka memakai salah satu muridnya juga pandai tetapi setia dan hormat pada rajanya. Tidak ada satu raja yang berani menghukum atau membunuh Kong Fu Zi, karena mereka tidak mau didalam sejarah, dialah satu-satunya raja yang membunuh Kong Fu Zi. Kong Fu Zi pada prakteknya adalah raja yang tidak bermahkota. Lain dengan di Barat, Socrates dibunuh oleh rajanya dengan minum racun.
|
Sebagai politikus, Beliau ditanya oleh muridnya Zi-Gong tentang bagaimana seorang pemimpin harus memerintah negara? Kong Fu Zi menjawab: ”sedikitnya harus tiga dasar dipenuhi, ada cukup makanan bagi rakyat, kemiliteran yang cukup kuat dan kepercayaan rakyat pada negara”. Zi Gong lalu bertanya, kalau terpaksa harus dikurangi, yang mana harus dihilangkan pertama-tama?” Kong Fu Zi menjawab: ”ketentaraan”. Kalau tidak ada jalan lain masih harus mengurangi yang mana harus pergi dahulu?. Beliau menjawab: ”makanan, setiap orang pada satu hari pasti akan mati, tetapi apabila rakyat tidak mempunyai kepercayaan terhadap pemerintahan negara, apalagi yang dapat dipertahankan”.
Kong Fu Zi adalah guru yang palstis dan menjawab pertanyaan menurut sifat orang yang bertanya. Zi Gong murid kesayangannya tetapi kaya raya, bertanya pada Beliau: “apakah ada hanya satu kata (huruf) yang dapat memenuhi dasar dari kebaikan seorang untuk penghidupannya?” Beliau menjawab: ”ada yaitu “Shu”, Shu berarti janganlah menyuruh orang berbuat sesuatu apabila engkau sendiri tidak mau mengerjakan”. Kata-kata Beliau ini juga dikatakan oleh Tuhan Jesus 500 tahun kemudian. Orang yang kaya kadang-kadang tanpa terasa menyuruh koleganya sesuatu tanpa dipikirkan matang-matang dahulu. Dari cerita ini juga menunjukkan keahlian Kong Fu Zi, yang mengenal baik literatur Tionghoa dan langsung dapat menyebut kata Shu.
Guru Kong memang seorang intelektual yang mementingkan kebersihan, kerapian, tepat dan teliti (precisely). Dirumah, Beliau senantiasa berpakaian yang bersih dan rapi. Bagi istrinya, sifat Beliau tidak gampang, kalau makan dia mau dagingnya dipotong-potong yang rata dan sama besarnya, Beliau tidak senang segala sesuatu yang tidak teratur. Juga Beliau tidak mau makan kalau makananya dibelikan dipasar. Kesukaan Beliau ialah jahe muda yang dimasak atau di buat minuman. Disamping sifat-sifat yang menyulitkan juga ada mudahnya bagi istrinya, Beliau senang makanan yang saderhana, minum air teh yang berkualitas biasa dan bahkan air saja. Beliau berpendapat: ”Mendapatkan status dan kekayaan dengan cara yang tidak legal, bagiku adalah sebagai awan yang berlalu”.
Kalau Beliau istirahat, dijauhkanlah semua kesusahan dipikirannya dan menikmati kesenjangan ini. Kalau Beliau senang, beliau lupa akan umurnya yang sudah senior dan banyak kelemahannya. Apabila Beliau sedang bekerja, Beliau lupa untuk makan. Pada suatu waktu Beliau berkunjung ke negara Qi dan mendengarkan musik Shao, Beliau begitu nikmat sampai sampai tiga bulan kemudian Beliau masih mengatakan: “masakan daging ini tidak seenak bila dibandingkan dengan Shao musik”.
Akan disambung
Dr. Han Hwie-Song
Catatan Admin : Tulisan ini terdiri dari enam bagian , telusuri di artikel terkait
Budaya-Tionghoa.Net | Mailing-List Budaya Tionghoa
Pihak yang ingin mempublikasi ulang tulisan dalam web ini diharapkan untuk menyertakan link aktif : www.budaya-tionghoa.net , NAMA PENULIS dan LINK aktif yang berada didalam tulisan atau membaca lebih jauh tentang syarat dan kondisi . Mempublikasi ulang tanpa menyertakan tautan internal didalamnya termasuk tautan luar , tautan dalam , catatan kaki , referensi , video , picture , sama dengan mengurangi konten dalam tulisan ini.