Budaya-Tionghoa.Net | Di atau Kaisar atau Shang Di atau Tuhan yang begitu sering dikutip itu sebenarnya bukan menunjukkan TUHAN. Penggunaan kata DI itu sudah dimulai sejak masa kaisar-kaisar purba (kitab Se Ji dan Se Ji Suo Ying). Pada masa dinasti Zhou , kata DI itu diganti menjadi kata WANG.
Category: KHC
Kontroversi Tentang Pengakuan Agama Kong Hu Cu
Budaya-Tionghoa.Net | Polemik tentang diakuinya Konghucu sebagai agama, telah berkembang menjadi perdebatan yang kontroversial, antara yang pro dan kontra. Tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang objektif tentang masalah ini, sehingga dapat menghindarkan pertentangan yang tidak perlu.
Seri Tulisan Confucius [18] – Manusia Yang Budiman [C’un Zi]
Budaya-Tionghoa.Net | Pengertian manusia yang ideal menurut paham ajaran Confucius adalah; apabila orang tersebut telah pantas disebut C’un Zi (manusia yang Budiman). Manusia yang Budiman menurut pengertian ini adalah seseorang yang telah dapat melaksanakan Lima Sifat Mulia [Wu Chang], dan Delapan Sifat Mulia Kebajikan [Pa Te’] serta menunaikan tanggung jawab terhadap kehidupan pribadinya dan kehidupan bermasyarakat.
Seri Tulisan Confucius [22] – Neo Confucianisme & Confucianisme Kontemporer
Budaya-Tionghoa.Net | Kegiatan para intelektual selama dinasti Sung (906-1279 M) menciptakan suatu sistim baru paham Confucianis yang dipengaruhi oleh unsur ajaran Buddhis dan Taois. Sistim baru paham Confucianis ini kemudian dikenal dengan nama Neo-Confucianisme. Para cendekiawan yang merumuskan sistem intelektual ini menguasai kedua versi filsafat yang ada. Walaupun pada umumnya yang diajarkan adalah etika, tetapi mereka juga mendalami hal-hal yang bersifat transendental seperti teori alam semesta, dan asal muasal manusia.
Seri Tulisan Confucius [13] – Hubungan Pemimpin Dan Bawahan
Budaya-Tionghoa.Net | Pada suatu kehidupan sebelumnya, Kelana dan Derma merupakan dua orang sahabat yang sangat setia dimana masing-masing telah berjanji bahwa pada kehidupan berikutnya mereka akan saling mengingatkan agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik. Tanpa mereka sadari, dalam kehidupan saat ini mereka setiap hari bertemu, namun bukan sebagai sahabat karib karena Derma telah menjadi seorang pengusaha yang kaya, sedangkan Kelana adalah seorang tunawisma yang pemabuk dan pemalas. Derma telah mengenal pengemis Kelana ini jauh hari sebelum dia berhasil menjadi seorang pengusaha yang kaya. Pada waktu itu hidupnya masih tidak menentu dan sering bermabuk-mabukan, tetapi setelah bertemu dengan Kelana yang waktu itu meminta sedekah dalam keadaan yang menyedihkan dan sedang dilanda mabuk minuman keras, maka membuat dia tersadar untuk tidak menjadi seorang pemabuk dan pemalas.