Budaya-Tionghoa.Net |Salah satu tujuan wisata di Kota Luoyang adalah Vihara/Klenteng Kuda Putih (Baimasi 白馬寺). Vihara tersebut didirikan pada tahun 68 masehi dan merupakan Vihara Buddisme pertama dan masih bertahan hingga kini. Dari vihara tersebut, agama Buddha berkembang pesat di China.
Kelenteng=kau lang tang 教人堂 ?
Kelenteng=kau lang tang 教人堂 ?
Ada satu versi yang menyebutkan asal mula kata ‘kelenteng‘ itu berasal dr kata “Kauw Lang Teng” (bhs Hokkian). Yg bila diuraikan: Kauw / Jiao (ajaran/agama), Lang / Ren (Orang), Teng (Tempat). Jd Kauw Lang Teng adlh sebutan utk tempat orang belajar/beribadah agama.
PANDANGAN FILOSOFIS TIONGHOA MEMANDANG MATI BAGAIKAN HIDUP ( bagian 3 )
- Tidak tahu hidup bagaimana tahu mati ?(未知生焉知死 weizhisheng yuanzhi si ). Pandangan ini berasal dari dialog antara Kongzi dengan Zilu ( 542-480 BCE )[1]. Dialog lengkapnya adalah sebagai berikut : Zi Lu bertanya mengenai cara mengurus para roh. Kongzi menjawab,”Belum bisa mengurus manusia, bagaimana bisa mengurusi para roh”. Zilu bertanya lagi, “ Kuberanikan bertanya tentang kematian’’. Kongzi menjawab,” Tidak tahu tentang hidup, bagaimana tahu tentang mati”.( 子曰:“未能事人,焉能事鬼?”曰:“敢问死。”曰:“未知生,焉知死?). Pernyataan Kongzi yang terakhir ini sering dikutip oleh banyak orang yang berpendapat bahwa Kongzi tidak membahas alam kematian. Pandangan ini sebagian ada benarnya tapi perlu diketahui bahwa Kongzi mengikuti jejak kepercayaan dan tata cara ritual orang Tiongkok pra Kongzi. Alam kematian pra Kongzi akan dibahas di bawah tulisan ini. Pernyataan “ Tidak tahu tentang hidup, bagaimana tahu tentang mati’, mempengaruhi pemikiran orang Tionghoa selama ribuan tahun. Ini menyebabkan pemikiran orang Tionghoa lebih menekankan kehidupan bukan terpaku pada alam kematian. Penjelajahan filosofis kaum Ruist akhirnya lebih pada mengutamakan konsep apa itu hidup dan bagaimana menata kehidupan itu sendiri. Dengan kata lain, mereka lebih mengutamakan hal-hal yang lebih berguna bagi masyarakat daripada berkutat pada alam kematian yang bersifat spekulatif dan bersikap realisitis bahwa kematian adalah hal yang tidak terelakkan.
Marga Zhuo / Toq ( 卓 )
ZHUŌ [TOQ]
卓
Mandarin: Zhuō; Hokkian: Toq;
Tiociu: Toq; Hakka: Cok; Konghu: Cheuk.
Ejaan Hokkian lama di Indonesia: Toh, Tok, To.
Tempat pusat leluhur: Xihe 西河, sekarang propinsi Shanxi 山西
Nomor urut pada Tabel Utama: 269
Nomor urut pada Baijiaxing: 277
Marga Zou / Cou ( 鄒 )
ZŌU [COU]
邹 (鄒)
Mandarin: Zōu; Hokkian: Cou;
Tiociu: Cou; Hakka: Ceo, Konghu: Cau.
Ejaan Hokkian lama di Indonesia: Tjouw
Pusat leluhur: Fanyang 范阳 sekarang propinsi Hebei 河北
Nomor urut pada Tabel Utama: 270
Nomor urut pada Baijiaxing: 35