Episode 58. Mengadili Peristiwa Anak Tidak Berbakti
Suatu hari, datang ke hadapan Nabi seorang ayah mengadukan anak laki-lakinya yang dituduh tidak berbakti.
Mendengar pengaduan itu, Nabi tanpa memeriksa perkaranya lebih dahulu segera menyuruh tangkap dan menahan ayah bersama anak itu. Tiga bulan kemudian, ayah itu insaf bahwa dalam peristiwa ini ia pun bersalah, maka ditariklah pengaduannya.
Melihat keinsafan ayah itu , dengan tersenyum Nabi melepaskan mereka kembali dalam keadaan rukun.
Mendengar peristiwa itu, Kepala Keluarga Kwi menjadi tidak senang, dan berkata, “Menteri Kehakiman telah mengecewakan daku. Katanya, negeri harus diatur berdasar Laku Bakti (Hau), tetapi kini ada anak tidak berbakti ternyata tidak dihukum, bahkan dimerdekaan. Dengan cara ini bagaimana mendidik rakyat berlaku Bakti?”
Jiam Yu, murid Nabi yang bekerja di keluarga bangsawan itu menyampaikan kata-kata itu kepada Nabi. Nabi lalu bersabda, “Pemerintah setelah meninggalkan Jalan Suci lalu membunuh orang bawahannya, itu tidak betul. Kepada seseorang yang belum diajarkan laku hormat, lalu diadukan perbuatannya yang tidak menghormat, itu membunuh orang tidak bersalah. Kalau atasan telah lalai memberi pendidikan, kesalahan bawahan tidak dapat dibebankan di atas bahunya.”