Episode 60. Dunia Dalam Jalan Suci Yang Agung
Suatu hari, usai menghadiri upacara pembukaan perayaan akhir tahun, Nabi berjalan keluar dan kemudian sambil memandang ke alam lepas menarik nafas memprihatinkan keadaan Negeri Lo. Gan Hian (Cu Yu) yang menyertai Nabi bertanya mengapa beliau nampak begitu prihatin.
Nabi bersabda, “O, Aku sedang mengenangkan tatkala dunia dalam Jalan Suci Yang Agung itu dan kejayaan ketiga dinasti yang telah lalu; sungguh aku menyesal tidak hidup dalam jaman yang demikian itu.
Tatkala dunia di dalam Jalan Suci Yang Agung, orang-orang yang memerintah dipilih menurut kebijaksanaan dan kecakapannya sehingga sifat saling percaya dan dapat dipercaya serta suasana damai sentosa ada di mana-mana. Orang tidak hanya menganggap orang tua sendiri saja sebagai orang tuanya dan tidak hanya menganggap anak sendiri saja sebagai anaknya. Orang-orang yang lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dan mendapatkan perawatan baik-baik; yang dewasa dapat mengembangkan kemampuannya dan anak-anak mendapatkan asuhan
dan bimbingan. Para janda balu, yatim-piatu, penderita cacat dan sakit mendapat perawatan baik-baik; para pria mendapatkan pekerjaan, para wanita mempunyai rumah tangganya. Orang tidak suka membiarkan barang-barang terlantar, tetapi juga bukan untuk diri sendiri saja. Tidak suka tidak sungguh-sungguh bekerja, tetapi juga bukan untuk kepentingan sendiri saja. Maka, tidak ada kecurangan atau tipu muslihat, tiada pencuri atau perampok sehingga tidak perlu pintu luar ditutup. Demikianlah yang dinamai Dunia Dalam Jalan Suci Yang Agung.”